Sebab Sastra Adalah Cinta


Sebab Sastra Adalah Cinta

:yons achmad*


mencintai angin harus menjadi siut

mencintai air harus menjadi ricik

mencintai gunung harusmenjadi terjal

mencintai api harus menjadi jilat

mencintai cakrawala

harus menebas jarak

mencintaiMu(mu) harus menjadi aku


(SDD : Sajak Kecil Tentang Cinta)


Sore ini (26 Maret 2010) ada acara menarik di Salihara. Kuliah umum menyambut 70 tahun usia penyair Sapardi Djoko Damono. Penyair yang karya-karyanya saya kagum betul. Selain kuliah umum, juga pembacaan puisi oleh artis Happy Salma. Selain itu, musikalisasi puisi yang rencananya kalau tak keliru bakal dinyanyikan oleh gadis-gadis cantik UI. Wih..wih wihh. Sayang, saya belum bisa datang. Biasa, kali ini masih harus bertemu klien ngobrolin soal inhouse magazine untuk lembaganya. Yah, resiko pekerjaan.


Sambil menunggu klien yang akan datang sebentar lagi. Janjinya sich begitu. Saya akan ikut mengenang, mengapresiasi karya SDD. Saya sendiri, paling suka dengan sajaknya yang berjudul “Aku Ingin”, lalu sajak yang lain “Hujan Bulan Juni”. Kini, saya akan coba mengakrabi sebuah sajak lain karyanya seperti yang saya kutip diatas “Sajak Kecil Tentang Cinta”. Ya sekedar mengapresiasi. Sebab kalau kritik kudu obyektif, kudu seimbang. Kalau mengapresiasi boleh subjektif (untuk tak mengatakan sekehendak pembaca menafsirkannya).


Sajak Kecil. Kenapa SDD memberi judul karya itu dengan “Sajak Kecil” bukan “Sajak Besar”? Entahlah.Yang saya tangkap SDD tak begitu bernafsu berbicara tentang narasi besar. Berbicara kisah-kisah besar yang mengawang-awang. SDD sedang ingin berbicara tentang hal-hal kecil, hal-hal sederhana. Tapi dugaan saya bisa keliru. Sebab dia sedang bicara cinta. Ini soal besar bung, bukan soal kecil. Sebab bicara cinta adalah bicara tentang kemanusiaan. Sekali lagi entahlah. Mungkin SDD memang sedang bicara soal besar dengan cara yang “Kecil”, cara yang sederhana.


Saya tak sedang ingin memaksakan pemahaman. Tapi, penangkapan saya begitu. Justru, dengan kesederhanaan sajak-sajaknya itulah SDD benar-benar menjadi penyair yang membumi, penyair yang karya-karyanya diakrabi manusia-manusia awam, manusia-manusia biasa, penikmat sastra biasa. Lihat saja, sajaknya dinyanyikan, dinikmati orang-orang biasa bahkan menjadi kutipan di undangan perkawinan. Sungguh, kalau memang benar sajak atau puisi pada awalnya adalah komunikasi, SDD benar-benar penyair yang berhasil.


SDD sendiri, lelaki yang lahir di Solo, Jawa Tengah, 20 Maret 1940 ini awalnya tak punya niat menjadi penyair. Tapi kita tahu, kini lelaki ini telah menjadi salah satu penyair terbaik di negeri ini. Sebuah negeri yang kata orang, saat ini kehidupan politiknya semakin memburuk, tapi kehidupan sastranya semakin membaik. Dan SDD, kita tahu selain penyair, juga seorang penterjemah, redaktur sastra dan juga pengajar. Sosok yang lengkap.


Lalu, bagaimana dengan “Sajak Kecil Tentang Cinta” itu? Ahai...Jujur, saya tak benar-benar mengerti maksudnya. Hanya, yang saya pahami begini. Misal mencintai air harus menjadi ricik, benar-benar kita kudu larut dengan air, benar-benar menempatkan posisi sepertinya, benar-benar kudu memahaminya. Begitulah, kalau benar-benar mencintai.


Susah nian. Memang. Tapi begitulah. Mungkin orang berkata ah itu tak adil, itu egois. Yah, tafsir orang berbeda-beda. Lewat sajak ini, lagi-lagi saya belajar tentang ketulusan. SDD, saya kira berhasil membawa sastra kepada cinta. Dan cinta, adalah bagian terbesar dari kehidupan. Dan sajak itu, ternyata bukan bicara tentang remeh-temeh, tapi bicara sesuatu yang besar. Seperti engkau juga mengerti, sekarang ini begitu banyak orang kaya, tapi begitu miskin cinta.. Lewat sastra, kita bicara cinta, kita bicara kehidupan. Sebab sastra adalah cinta, sebab itulah kita mengakrapinya. []

Kafe Kelana : 26 Maret 2010

*Penulis, tinggal di Jakarta

4 Responses to "Sebab Sastra Adalah Cinta"

Hilmy Nugraha mengatakan...

saya suka SDD, sajak kecilnya selalu mengena..

penakayu mengatakan...

sep mantabz bro :-)

Muhammad Zaki Al Aziz mengatakan...

Mantap bungz....

belajarbahasainggrisonlinegratis mengatakan...

BAGUS.....APA LAGI PUISINYA COOL