Impianku Dikejar Waktu

Impianku Dikejar Waktu
: yon's revolta



Waktu terkadang terlalu lambat
bagi mereka yang menunggu,
terlalu cepat bagi yang takut,
terlalu panjang bagi yang gundah,
dan terlalu pendek bagi yang bahagia.
==
(Henry Van Dyke, Pujangga AS
)
--

Sudah 1,5 bulan di Jakarta....

Waktu terus mengejar. Menambah umur saja. Sedangkan setitik cerah cahaya belum juga datang. Mengeluh..?. Ya jujur saja, sesekali muncul, tak bisa dipungkiri. Hanya, waktu tak kenal henti, terus saja mengejar. Dan, saya tak urung terus bergerak, kian berjibaku dengan pernak-pernik kehidukan Jakarta yang masih asing. Individual, sumpek, panas, macet jadi satu. Dan, tak banyak wajah yang saya kenali. Disini, saya “terpaksa” tinggal sementara untuk mencari peruntungan, suasana dan nasib baru yang lebih baik. Apalagi kalau bukan soal finansial. Kadang saya tersenyum sendiri melihat jalan hidup diri ini. Saya pikir-pikir, lucu, konyol penuh petualangan dan perjuangan walau ada kisah sedihnya juga.

Dulu, saya tinggal disini niatnya hanya tiga saja. Mengikuti tes wawancara pada sebuah perusahaan mobil ternama, hanya belum berhasil (untuk tidak mengatakan gagal). Tes lagi pada perusahaan yang sama, kali ini produknya motor, ternyata masih juga belum ada jawaban. Lamaran saya kirim lagi untuk menempati posisi sebagai editor pada dua perusahaan berbeda. Tak ada kabar dan jawaban lagi setelah menunggu sekian lama. Lelah, pasti. Sampai, saya memutuskan untuk bertahan sampai akhir mentok Desember.

Kali ini, saya memang berdamai dengan kenyataan...

Terus terang, dulu saya selalu berpikir bahwa Jakarta bukan Gue banget. Maklum, saya orang yang tidak suka keramaiaan. Dalam pikiran saya, Jakarta ramainya bukan main. Semua lalu lalang begitu cepat, membuat pusing. Sementara saya orang yang suka kedamaiaan, suka kesunyian, menyendiri semisal dalam sebuah danau yang hening. Atau mengurung diri dalam kamar, terbenam dalam buaian novel-novel yang bagus. Saya selalu suka menikmati suasana begini. Tapi, setelah beberapa lama berada di Jakarta, ternyata tak seburuk yang saya pikirkan. Masih ada tempat yang membuat saya senang. Contohnya, sudah dua kali saya mengunjungi daerah Setu Babakan, Jakarta Selatan. Tempat ini pusat budaya Betawi. Setiap hari minggu ada pertunjukan semisal gambang kromong, topeng Betawi dll. Saya suka berkunjung kesini, selain saya suka kesenian juga ada Bendungan yang lebih mirip danau. Ini yang membuat untuk sementara saya betah bertahan di Jakarta.

Untungnya juga, saya juga sempat membaca novel-novel karya Andrea Hirata, “Laskar Pelangi” dan “Edensor” (dipinjami oleh teman), untuk novel keduanya “Sang Pemimpi” sudah saya baca sebelumnya. Nah, ketika saya membaca novel-novel ini serasa diingatkan pada sebuah impian dalam hidup saya yang saat ini serasa dikejar waktu. Sejak satu tahun lalu saya memang punya impian untuk menjadi novelis inspiratif, mengisahkan hal yang tidak terlalu rumit, cerita sederhana tapi bisa menyentuh hati. Ini impian saya yang belum juga kesampaian.

Singkat kisahnya, bekerja sebagai “karyawan” di Jakarta kelak cukup sampai umur 35 tahun saja. Syukur-syukur bisa lebih singkat dari itu. Untuk sementara saya akan bekerja habis-habisan untuk bisa “aman finansial”. Selanjutnya pulang ke kampung halaman di Magelang. Menyewa atau membeli rumah yang layak walau sederhana. Tentu dengan sedikit pepohonan, tumbuhan menghijau dengan bunga di ujungnya. Lebih baik lagi ada sebuah kolam kecil. Disitulah saya nanti akan total sebagai novelis. Kalau tak cukup bisa memberikan nafkah (anak istriku kelak), yah, berdagang kecil-kecilan boleh lah, intinya pekerjaan apapun yang pentig baik dan halal.. Rasa pesimis tentu ada. Saya sendiri juga kadang malu pada diri dan sering berguman sendiri “Ah kamu Yon’s Revolta, ada-ada saja impianmu”. Tapi saya akan memilih untuk mencoba optimis saja saat ini. Karena saya percaya pesimisme tidak akan pernah menghasilkan apa-apa. Semoga.

3 Responses to "Impianku Dikejar Waktu"

Anonim mengatakan...

Terus semangat kawan....

pyuriko mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
angin-berbisik mengatakan...

wah lagi merantau ke jkt nih mas? oke deh, sukses yaaa yaaa yaaa