Pesona Taman Baca

Pesona Taman Baca
Oleh
Yon’s Revolta


Universitas Sejati hari ini
Adalah
sebuah kumpulan buku

(Tomas Carlyle)

Sejak kecil saya cinta buku.

Teringat sewaktu dulu di kampung. Bersandar ditumpukan jerami dengan buku ditangan, sesekali memandang kerumunan bebek yang sedang berebut mencari makan. Ah, rindu sekali suasana itu. Bertemankan kesunyian, alam perawan dan burung gereja saya berkelana. Mengembara bersama tokoh-tokoh yang saya baca melalui sebuah buku. Kebiasaan itu berlanjut sampai sekarang. Hanya, suasananya berbeda. Jika sedang haus wawasan dan ilmu, berbekal buku-buku dalam tas saya datang ke taman atau ke café “Merah Putih”(kalau lagi ada uang) untuk membaca. Ditemani secangkir teh lokal, kentang goreng dan lantunan instrumen klasik semisal reflection, in the rain, sentimental, atau jasmine flower. Wow..nikmat sekali.

Idealnya memang lebih mengasyikkan kalau ada perpustakaan yang nyaman. Jadi saya yang pencandu buku bisa berlama-lama didalamnya. Ada pendingin udara, layanan intenet gratis dan ruang baca yang luas. Tapi selama ini yang saya temui kondisinya lain. Perpustakaan biasanya membosankan, kadang panasnya minta ampun, buku-buku banyak yang berdebu mengganggu pernafasan saja, ditambah lagi kalau sedang menemukan petugas perpustakaan yang tak ramah dan tak bersahabat. Ingin cepat-cepat hengkang dari tempat itu. Hanya orang yang sabarnya seluas samudera bisa tahan dengan pemandangan itu. Yah, bersyukurlah kalau ada yang menemukan perpustakaan asik dan nyaman. Tapi, saya kok jarang menemukannya.

Nah, pagi tadi, saya berkunjung ke perpustakaan yang beda. Namanya ruang baca “Jojoba Kelana”. Kecil memang, masih banyak pengembangan yang mesti dilakukan. Namun, melihat semangat pengelolanya, saya jadi ingin bercerita tentang taman baca tersebut. Harapannya, menjadi inspirasi bagi teman-teman yang selama ini punya mimpi membangun sebuah taman bacaan yang bisa diakses publik. Sekaligus, mengabarkan kepada dunia bahwa di kota kecil Purwokerto, kota Satria yang sunyi ini juga ada taman baca. Siapa tahu, dengan cerita saya ini, banyak yang nantinya berkunjung kesana. Hitung-hitung beramal juga, menunjukkan tempat yang baik dan asik untuk dikunjungi.

Satu konsep besar taman baca itu adalah “One Stop Library”, begitu kata Bang Epul Saefullah, anak muda asal Ciamis yang masih kuliah semester akhir di Fakultas Pertanian Unsoed ini. Intinya adalah keterpaduan. Ya taman bacaan, tempat jual buku, tempat berdiskusi, kelas menggambar dan menulis, baca buku sambil minum kopi, makan mie rebus dan mendengarkan musik. Konsep bagus saya kira. Namun, tak selamanya konsep berjalan mulus. Salah satunya adalah membangun komunitas, membangun pelanggan setia yang mengunjungi taman baca tersebut. Cara pendekatan Bang Epul selama ini adalah pendekatan persahabatan.

Dan, saya adalah satu yang terpikat pada pesona taman baca itu. Saya ikut menitipkan beberapa buku disana. Kompensasinya, saya bisa meminjam buku gratis, tanpa bayar, maksimal seminggu. Bagi siapapun juga bisa melakukan hal yang sama. Cukup menitipkan buku minimal sepuluh, kita bisa meminjam buku apa saja disana. Kalau memang akan meninggalkan kota dan mengambil buku kembali, diperbolehkan. Sistem yang bagus bukan.

Sekarang, mungkin ada yang tertarik untuk membukan taman bacaan sejenis. Yang perlu diperhatikan adalah cita-cita mulia dan idealisme konsep awalnya. Jangan sampai orientasi berubah. Taman baca itu hadir untuk membantu mereka yang haus baca, bisa mengakses buku secara mudah dan gratis, soalnya tak semua orang punya alokasi uang yang cukup untuk membeli buku. Ini konsep mulia. Kemudian, baru manajemennya. Ini termasuk bagaimana ada pemasukan juga agar teknis dan administrasi taman baca berjalan lancar. Strateginya adalah dengan menjual koran, buku, makanan dan minuman sekaligus dalam taman baca itu. Kuncinya, konsep keterpaduan. Nah, bagi yang tertarik, berkunjunglah kesana, atau silakan buat taman bacaan sendiri, konsep taman baca “Jojoba Kelana “bisa membantu siapapun yang punya mimpi mambangun taman baca. Oke, semoga terwujud mimpimu. Bersemangatlah !.

Rumah Kelana, 23 Juli 2007

(gambar 1 Jojoba Kelana, 2 sebagian koleksi, 3 bang Epul)

5 Responses to "Pesona Taman Baca"

Ipoet mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anonim mengatakan...

ide yg bagus...

mas tulisannya di copy ya ke blog kita?
http://ahperpus.multiply.com

penakayu mengatakan...

Putriee : Taman Bacaan yang mana neh :-)

perpus : silakeun dikopi dengan senang hati :-)

Ipoet mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Dony Alfan mengatakan...

Wah, sungguh mulia sekali sampeyan...