Impian, setiap orang mempunyainya. Berbeda-beda, tapi itulah yang membuat orang untuk bergerak dan bangkit menyongsongnya. Impian, beruntung orang yang mempunyainya. Tetapi, semuanya itu tak akan bisa tercapai ketika orang hanya berdiam diri membayangkan indahnya hidup dan kebahagiaan ketika bisa meraih impian itu. Yang diperlukan adalah sebuah misi untuk menuju pulau impian itu. Misi adalah segenap cara dan upaya cerdas untuk meraihnya.
Hidup bertabur impian.
Sampai saat ini saya banyak sekali mempunyai impian. Mulai dari membangun sebuah perpustakaan sederhana di kampung, sampai impian agar orang tua bisa naik haji atas ijin Allah dengan perantaraan usaha dan kerja anaknya. Begitu juga lekas membangun rumah tangga yang harmonis dan langgeng sampai akhir hayat, duh. Belum lagi impian-impian lain yang tak bisa saya sebutkan, impian tentang sebuah bangunan peradaban. Impian-impian itu dalam bayangan terasa indah sekali. Tetapi, memang belum terwujudkan semuanya. Yang ada baru pelan merintis untuk meraihnya. Hanya sebuah keyakinan bahwa saya kelak bisa meraihnya.
Semuanya memang butuh perjuangan.
Satu titik perjuangan, itulah fokus. Ya, saya merasakan bahwa fokus ini menjadi penting dalam hidup saya. Di dalam pembelajaran, maupun pekerjaan-pekerjaan yang saya geluti. Dulu, saya abai dan tak begitu mempedulikan masalah fokus ini. Semua kehidupan dalam keseharian berlalu seperti air mengalir saja. Memang, menuju ke samudera. Tapi, samudera seperti apa tak begitu jelas. Yang saya harapkan adalah samudera kebahagiaan didalamnya.
Mungkin, kesadaran saya terlambat. Tapi, tak apa daripada hanya berkeluh kesah meratapi belum tercapainya impian-impian itu. Pekerjaan menumpuk dan segudang aktivitas begitu menggunung sebagai konsekuensi ikutnya beragam organisasi. Yang kini saya kerjakan adalah bergerak menyelesaikannya. Seperti kata orang bahwa perjalanan satu mil dimulai dengan satu langkah. Kesadaran menapaki langkah demi langkah kesuksesan inilah yang kini saya coba lakukan. Terlihat biasa bukan, tapi saya merasakan keluarbiasaan karena spirit inilah yang baru tumbuh dalam diri saya. Sampai akhirnya saya meyakini, tak ada kata terlambat dalam kamus saya. Dan, untuk selalu mengingatnya, saya menuliskan kisah ini.
Ya, mengingat tentang satu titik perjuangan.
Itulah fokus.
Tentang fokus ini, saya belajar sama Trimo, kisahnya saya baca dalam sebuah majalah Islam. Dia, seorang tukang sampah. Setiap hari pekerjaanya mengambil dan mengangkut sampah di perumahan. Cita-citanya bukan menjadi seorang tukang sampah, itu karena memang belum ditemukannya pekerjaan lain. Bau sampah setiap hari dirasakannya, apalagi kalau hujan, sampah bau sekali katanya. Tapi dia bahagia ketika bisa memberikan penghasilan untuk istri tercintanya di rumah.
Diam-diam istrinya menyisihkan hasil jerih payah suaminya itu karena dia ingin sekali naik haji. Sampai setelah beberapa tahun, terkumpulah uang sekitar 20 juta. Ketika Trimo, suami tercintanya diberi tahu oleh istrinya telah ada uang segitu, Trimo kaget, uang dari mana. Tapi setelah dijelaskan istrinya bahwa uang itu bertahun-tahun disisihkannya dari uang dapur keluarga, pada akhirnya Trimo mengerti dan senang sekali mendengarnya. Selain itu,Trimo juga bercerita, istrinya itu memang taat beragama dan kuat sekali cita-citanya untuh naik haji.
Uang sekitar 20 juta itu masih kurang. Dengan sekuat tenaga Trimo fokus sekali bekerja untuk bisa mendapatkan uang lagi agar istrinya bisa naik haji karena biayanya lebih besar dari itu. Karena kegigihan Trimo, akhirnya dia bisa senang mewujudkan harapan istrinya naik haji. Sungguh, kisah yang inspiratif sekali bagi saya. Ini sebuah cerita nyata yang membuat mata dan hati saya berkaca-kaca, tak mampu menahan haru. (Yon’s Revolta).
Purwokerto, 11 Oktober 2006
2 Responses to "Satu Titik Perjuangan"
Menyentuh ceritanya.... :)
halo punk pa kbr?wah aku juga punya impian bisa idulfitri di Indonesia, tiba2 saat lebaran pengen ma Aisy diIndo,pake lampu ajaib keknya? *_^, tp yah itu,kadang harus fokus dengan realita yg ada skrg,jalani,syukuri,nikmati..dan berusaha membangun mimpi2 ditengah sebuah realita. Gak nyambung yah?
hehehe, maklum lagi sendu,habis lebaran cuma berdua dirumah :D, suamiku kerja , Selamat idul fitri yah punk,maaf lahir batin
Posting Komentar