Di dalam dunia kepenulisan dan perbukuan, nama Hernowo tidak asing lagi bagi kita. Beliau adalah salah seorang yang aktif mengajak generasi muda di negeri ini untuk membiasakan kegiatan membaca dan menulis. Lewat buku-bukunya kita bisa membaca bagaimana “virus” baca tulis itu ditularkan.
Suatu ketika, saya membaca salah satu bukunya yang berjudul Andai Buku Itu Sepotong Pizza, Kesan saya pertama kali membaca buku itu, bahasanya yang mengalir dan enak dibaca, tidak membuat bosan. Disana saya juga menemukan bagaimana jurus-jurus membaca yang baik dengan berbagai metode. Nah, dari buku itulah awal perkenalan saya dengan Bang Hernowo.
Di dalam sampul belakang buku, tercantum nomor handphone Bang Hernowo, lantas saya iseng saja mengirimkan SMS ke beliau. Saya katakan bahwa saya tertarik membaca buku itu, dan mengucapkan terimakasih atas ilmu yang telah diberikan. Kemudian, setelah beberapa saat SMS saya dibalas, Bang Hernowo mengatakan kalau beliau sanggup melayani konsultasi kepenulisan via email. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan, beberapa kali saya berkonsultasi dengan Bang Hernowo terkait dunia kepenulisan.
Sejak saat ini komunikasi saya dengan Bang Hernowo agak intens. Saya pikir-pikir, sangat bagus kalau misalnya bisa menghadirkan Bang Hernowo ke kampus saya, maka saya iseng lagi mengajukan tawaran ke beliau bagaimana kalau misalnya bisa datang ke kampus dan mengisi sebuah pelatihan kepenulisan. Eh, ternyata, beliau pun sanggup bahkan siap membantu berbagai keperluan yang diperlukan, terutama dana.
Dari situ kemudian saya mengajak beberapa teman untuk membuat kepanitian kecil menyambut kedatangan Bang Hernowo ke kampus. Kami memutuskan membuat acara training kepenulisan dengan tema “Bagaimana Menulis Skripsi Yang menyasyikkan”. Dua minggu kami mempersiapkannya, tak banyak kendala karena sebagian dana ditanggung perusahaan penerbitan Bang Hernowo, Mizan.
Dan, tibalah waktu acara.
Saat itulah pertamakali saya dan Bang Hernowo bertemu. Beliau mengisi acara kurang lebih satu setengah jam. Pada intinya mengatakan bahwa menulis itu menyenangkan, menulis itu mengasyikkan, menulis itu membebaskan, menulis itu menata pikiran. Dengan kemanfaatan dari aktivitas itu, membuat peserta pelatihan tidak punya alasan lagi untuk tidak menulis.
Satu catatan penting dari pesan Bang Hernowo, kepada generasi muda apalagi yang ingin berkarier di dunia kepenulisan adalah pesannya untuk membiasakan diri menulis catatan harian dengan rutin. Dengan begitu, kita akan terbiasa menulis sehingga kebuntuan dalam kepenulisan (writer block) bisa kita hindari. Menulis catatan harian itu membuat diri kita menjadi produktif menulis. Saya telah membuktikannya. Dan, Bang Hernowo lah yang senantiasa memotivasi diri saya untuk terus menulis dan menulis setiap hari.
Maka, tidak berlebihan kalau saya anggap beliau dengan sebutan “Sang Guru Menulis”
Sampai saat ini, beliau masih mau berbagi ilmu mengenai dunia kepenulisan dan perbukuan. Bang Hernowo adalah salah satu dari orang yang tidak pelit ilmu. Begitulah, semoga banyak orang yang bisa mengikuti jejak beliau, berbagi ilmu.
Purwokerto, 15 April 2006
Pukul 07.36
6 Responses to "Sang Guru Menulis"
Saya juga mengenal sosok hernowo sebagai bapak menulis yang baik. Beliau tidak pelit menularkan ilmu menulisnya.
Salam....
wah subhanallah. hebat ya. antum mahasiswa unsoed ya? kakak saya alumni FE unsoed. dulu dia tinggal di pesma fatimatuzzahra dari tahun 97-2002. saya juga beberapa kali main ke sana.
Thank you!
[url=http://qhzpksxk.com/plkm/sveh.html]My homepage[/url] | [url=http://ofudctas.com/fzil/vrpa.html]Cool site[/url]
Good design!
My homepage | Please visit
Thank you!
http://qhzpksxk.com/plkm/sveh.html | http://gkcbmglc.com/yvrz/lqxq.html
Ya ya ya. Hernowo mwmang penulis hebat, saya membaca dan belajr juga darinya. Mari menulis.
Posting Komentar