Oleh
Yons Achmad*
Yons Achmad*
"Tahukah kau, kenapa aku menyukai hujan? Karena hanya di bawah hujan aku bisa menyembunyikan air mata"
(Lan Fang: Ciuman Di Bawah Hujan)
(Lan Fang: Ciuman Di Bawah Hujan)
Lan Fang, teman yang menyenangkan...
Suatu senja yang tenang, kami berbicang. Bukan tentang kepenulisan, tetapi tentang kehidupan. Saya tahu, saat itu sebenarnya Ia sedang begitu sedih. Tapi, semua berhasil disembunyikan dari wajahnya, semua berhasil disembunyikan dari bicaranya, semua berhasil disembunyikan dari kata-katanya.
Ia selalu ceria, semangatnya selalu menyala
Dalam dunia sastra, Ia banyak dikenal, Ia banyak menjadi rujukan, Ia banyak melahirkan karya-karya luar biasa. Tapi itu tak membuatnya besar kepala. Saat Ia diundang menghadiri sebuah acara, sebagai pembicara, tampilan sederhana saja. Tidak neko-neko, kata orang Jawa. Tapi, selalu dan selalu bisa memikat peserta. Soal honor? Ia sepertinya tak terlalu memikirkan itu.
Lan Fang. Ia pribadi yang cukup nyaman untuk diajak ngobrol. Ia tak menyebalkan. Tidak pernah sok tahu. Tidak pernah menonjolkan ke-akuan ketika berbincang-bincang dengannya. Ia mungkin tipe orang yang lebih banyak mendengarkan. Mungkin, inilah yang membuatnya banyak disukai teman. Ia menjadi sosok yang dirindukan
Memang, sih, kadang selalu cerewet ketika melihat ketidakberesan di negerinya. Tidak sampai mengumpat-ngumpat pejabat yang tak becus, hanya protes-protes spontan saja. Kekesalan yang saya kira cukup manusiawi, naluri alami.
Lan Fang: Kamu telah berpulang...
Tak usah bimbang. Banyak orang mendoakanmu. Agar kamu tenang, agar kamu bahagia, agar kamu damai di sana. 41 tahun usiamu. Yakin saja, semua tak sia-sia. Mungkin Tuhan memang sudah rindu kamu. Temuilah dan sampaikan salamku. Selamat berpulang Lan Fang tersayang...
*Penulislepas, tinggal di @senjakarta.
0 Response to "Mengantar Lan Fang Berpulang"
Posting Komentar