Kamar, Kantor, Mall

Kamar, Kantor, Mall
Oleh
Yons Achmad*

Jika kau bukan seorang pencinta
jangan pandang hidupmu itu hidup.
Sebab, tanpa cinta
segala perbuatan tidak akan dihitung
pada Hari Perhitungan nanti.

(Jallaludin Rumi)

Kamar 09

Agar tak banyak keluat duit, saya tak lagi kontrak petak rumah. Sebuah kamar cukup. Sudah tiga bulan saya menempati kamar sederhana ini. Kamar nomor 09, ukuran sekira 3x3,5 plus satu kamar mandi. Kamar saya di lantai 2 sebuah rumah besar di bilangan Halim Perdana Kusuma. Tak banyak barang-barang di kamar ini. Yang paling banyak, ya tepat. Tentu saja buku.

Rumah ini bebas. Tak ada ibu kost. Laki perempuan bebas masuk. Berita baiknya, untuk kali ini kamar yang saya tempati masih perawan. Belum pernah ada seorangpun yang masuk kamar saya, selama tiga bulan ini kecuali saya sendiri. Memang, sejak tiga bulan ini saya kerap mematikan Facebook, Twitter bahkan Handphone pribadi. Untuk urusan bisnis saya memakai nomor khusus. Bukan untuk menghindari teman. Cuman, saya ingin menikmati kesunyian. Saya sedang mengindari percakapan public, lebih senang komunikasi face to face, privat dengan teman-teman

Tiga bulan ini rasanya hidup nyaman sekali. Mimpi-mimpi sukses, mimpi-mimpi kaya, mimpi-mimpi bikin ini bikin itu SAYA HILANGKAN. Saya kali ini, tahun ini tak buat resolusi, tak bikin agenda kerja, tak bikin perencanaan. Mungkin saya memang telah terasuki virus “Bob Sadino”. Hidup mengalir saja. Mengalir, benar-benar mengalir.

Ternyata !!! buset dah. Malah, banyak sekali ide-ide yang deras menjejali pikiran dan hati. Lalu, saya mencoba “menguangkan ide” itu. Hasilnya lumayan. Kadang, walau agak ekstrim, hidup tanpa perencanaan JUSTRU sebuah perencanaan tersendiri. Tahun ini, saya mencoba hidup “goblok” cara Bob Sadino . Kali aja bawa hoki, tahun ini atau setidaknya setahun kemudian bisa kawin eh nikah. Tapi ya nggak tahu juga sih. Namanya juga hidup mengalir. Nikmati aja.

Kantor

Mengenai kantor. Ya, mungkin belum layak disebut kantor. Hanya ruangan kecil saja. Tapi saya menyebutnya tetap kantor. Jaraknya, hanya beberapa langkah dari kamar nomor 09. Nomor yang selalu saya sukai karena sekaligus mengingatkan tanggal dan bulan kelahiran saya.

Di kantor itu, saya fokus membenahi Kanetwork Indonesia. Biro jasa yang saya kelola bareng teman-teman. Kami fokus ke tiga layanan sekarang:

1. Inhouse Magazine (pembuatan majalah perusahaan/lembaga)
2. Inhouse Media Training (Adakan training ke berbagai perusahaan/lembaga)
3. Content Spesialis (Melayani pesanan tulisan artikel/reportase/opini/SEO dan tentu saja Biografi, ternyata lumayan banyak juga yang mau dibikinin biografi ini).

Saya dan teman-teman fokus ke tiga layanan itu. Kita geber terus.

Kadang memang sesekali bikin gondok. Proyek sudah kita kerjakan dengan sepenuh hati, cinta dan profesionalitas kerja. Eh di kerjain. Alias proyek tak dibayar. Tragis. Tapi itulah bisnis, hingga kita jadi sadar dan tahu arti pentingnya apa yang disebut dengan SURAT PERJANJIAN. Bukan sekedar urusan bisnis lewat omongan. Semua harus tertulis rapi pola kerjanya. Ya ya ya, ini pembelajaran bisnis. Saya dan tim akan terus memperbaiki kekurangan ini. Agar ke depan usaha kita makin maju dan bisa rekrut karyawan dari sarjana-sarjana yang masih pada nganggur. Lagak dan harapannnya sih gitu.

Mall

Apa yang Anda pikir ketika mendengar kata mall? Belanja dan jalan-jalan? Ya. Bener juga. Tapi, kali ini saya tak begitu. Tiga bulan ini saya memang kerap jalan-jalan ke mall. Eh tepatnya bukan mall. Tapi pusat perbelanjaan alias grosir. Tepatnya lagi di PGC Cililitan. Tempat itu ramainya minta ampun. Dibanding misal Plasa Kalibata, Detos, Cibubur Junction, ramean tempat ini. Saya gak belanja, cuman kadang jalan-jalan dan berakhir ke kedai My Bakso langganan. Tak selalu makan, kadang cuman minum secangkir Jus saja.

Di tempat itu saya kadang mikir mo jualan apa ya di tempat ini? 3 bulan mikir, akhirnya ketemu. Saya belum brani menyewa toko di sana yang sewanya sekitar 2-5 sampai 7 juta/bulan. Tak masalah. Untuk awalan saya buka toko online. Sabar saja, dalam waktu dekat akan kita loncingkan. Pinginnya sih tanggal 10 kemarin tapi karena kendala teknis akhirnya mundur.

Kamar-Kantor-Mall. Hari-hari yang cukup sibuk.

Memang sih kalau boleh milih harusnya RUMAH-KANTOR (nya di Mall)-Masjid. Wah idup keknya indah nian ya kalau muter-muter di tiga tempat itu. Duit dapet ibadah juga manteb.

Eh. Omong-omong yang begitu perencanaan juga ya? Benar kan. Kadang memang benar. Hidup tanpa perencanaan adalah perencanaan itu sendiri. Trengkyu Om Bob, saya banyak belajar dari Anda. Saya akan bekerja penuh cinta tanpa beban seperti yang pernah Anda ajarkan.

*Penulislepas, tinggal di Jakarta.

0 Response to "Kamar, Kantor, Mall"