Vegetarian Setengah Hati

Vegetarian Setengah Hati

Oleh

Yons Achmad*


“Bau badanmu seperti yang kamu makan”. Ini kesimpulan perbincangan saya dengan seorang sahabat. Belum tentu benar, karena kita hanya menduga-duga saja. Misalnya kalau seseorang banyak mengkonsumsi binatang: seperti daging kambing, sapi, atau ayam: bau badan rasanya ya semacam itu.


Beda dengan mereka yang misalnya suka mengkonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran yang segar. Bau badannya kemungkinan tidak “bau”, tapi kemungkinan malah akan “harum”. Lagi-lagi ini baru dugaan. Bukti medis tetap perlu untuk pembuktian.


Itulah awal mula saya agak tertarik dengan yang namanya gaya hidup vegetarian.


Maklum, saya pernah mendapati seseorang yang “bau banget”. Itu saya dapati pas sholat. Tak bisa menghindar. Dengan terpaksa saya tahan bau badan orang yang menyengat itu untuk sekira 4 rakaat shalat. Kadang, saya jadi mikir : Apa jadinya yah kalau ternyata bau badan saya juga “bau”, kan bisa mengganggu orang lain.


Makanya, sejak itu saya berniat mengurangi makan-makanan yang berbau binatang. Walau, memang tak gampang menjalaninya.


Dilain waktu, saya ketemu Pak Hidayat, pakar akupunktur dan herbal.


Pak Hidayat adalah seorang terapis yang praktek di Kampung Cina, Cibubur. Saya pernah tergoda rayuannya untuk menjalani akupunktur (terapi tusuk jarum), itulah pertama kali saya merasakan tusukan 32 jarum dibadan.


Disela-sela terapi, Pak Dayat bicara ngalor ngidul soal pengobatan alternatif. Sampai juga pada soal vegetarian. Beliau seorang vegetarian, tak makan daging. Beliau menganjurkan saya juga melakukan hal yang sama. Gaya hidup sehat. Alasan kenapa Pak Dayat memilih menjadi vegetarian cukup unik. Untuk menjaga agar sifat-sifat kebinatangan (amarah, emosi meledak-ledak dsb) tidak muncul dalam dirinya. Beliau juga bercerita, itu untuk menjaga agar nafsunya tak menjadi-jadi. Maklum dulu dua tahun dia duda, tapi sekarang sudah punya pendamping.


Atas alasan bau badan dan menjauhi sifat kebinatangan inilah yang selalu mengoda saya menjadi vegetarian. Untuk memantapkan tekad, saya membaca artikel-artikel yang membahas soal vegetarian.


Ada beberapa jenis kaum vegetarian. Pertama, lacto ovo vegetarian : Seseorang mengkonsumsi makanan yang mengandung biji-bijian, serealia, sayuran (termasuk umbi-umbian), buah-buahan, kacang-kacangan, susu, telur, dan produknya. Kedua, acto vegetarian : Hampir sama dengan yang diatas hanya tak mengkonsumsi telur. Ketiga, Vegan (Vegetarian total) sama sekali tidak mengonsumsi unsur hewani dan semua produk hewani.


Setelah saya pikir-pikir saya tak mau terjebak ke pola gaya hidup ekstrem. Akhirnya, saya lebih condong yang pertama : Lacto Ovo Vegetarian. Tapi itupun setengah hati : Selain telur, saya juga kadang masih mengkonsumsi daging “putih” seperti ayam. Tapi sebisa mungkin menghindari daging “merah” seperti daging sapi atau kerbau.


Memang, semua itu adalah sebuah pilihan. Yang paling ideal tentu jaga keseimbangan. Selain pola makan, tentu yang lebih penting adalah olahraga. Saya sendiri jarang sekali olahraga, mungkin ini yang menyebabkan saya mudah sekali tumbang. Rasa-rasanya kombinasi pola makan yang sehat plus olahraga adalah langkah yang cerdas membuat fisik menjadi segar dan jiwa menjadi fresh. Akhirnya bisa bekerja/berkarya dengan optimal dengan hasil yang maksimal. Yah, itulah harapan kita semua, bagaimana denganmu? Mari kita coba sama-sama gaya hidup sehat itu. []


Rumah Ilalang : 29 Mei 2010


*Penulis lepas, tinggal dipinggir Jakarta

4 Responses to "Vegetarian Setengah Hati"

Hilmy Nugraha mengatakan...

wah, jadi pengen nyoba nih mas..

Anonim mengatakan...

Halooo... Wah kalo begitu harus makan bunga dong, biar wangi kayak bunga! he he he..

Umm kalo menurutku sih begini, kalo untuk alasan kesehatan, vegetarian memang lebih sehat. (Tapi jangan salah ya, jangan karena ingin kurus lalu jadi vege, karena pasti tambah gemuk jadinya!)

Tapi kalau untuk kepribadian, sebenarnya vegetarian tidak begitu menjamin. Pasalnya, beberapa orang yang menjalani hidup demikian malah semakin tergoda untuk menekankan gaya hidupnya tersebut, tanpa dilandasi prinsip hidup sesuai dengan kepercayaannya masing-masing. Jangan pula karena vegetarian lalu merepotkan orang lain, tentu tidak akan sejalan dengan tujuan yang awalnya mulia kan. :)

Kalau soal bau badan sih saya kurang tau juga. Tapi coba saja makan bawang bombay banyak-banyak (tumbuhan lhoo), dijamin akan tambah bau badan. :D

dhodie mengatakan...

`Menjaga naluri kebinatangan`... hmm bisa menjadi alasan terkuat untuk mencoba nih hahaha...

Tapi gue tertarik dengan analogi bau badan dengan apa yang kita makan.

penakayu mengatakan...

hilmy@ coba dunk :-)
cassle@ he he
dhodie@ makan bunga ha ha ide menarik om :-)