Guru Tangguh Itu

Beliau kini sedang berjuang melawan stroke...

Seorang dokter memvonis harapan hidupnya tinggal 10%. Ngeri saya mendengar kabar itu. Namun, mukjizat datang. Tuhan ternyata masih sayang. Entahlah. Mungkin karena ada kobaran semangat dan perjuangan yang menggelora sehingga beliau masih hidup hingga kini. Bahkan, setelah menjalani terapi pengobatan alternatif, kini beliau sudah mulai bisa berjalan. Ingatannya yang dulu hilang sama sekali kini sudah mulai pulih. Bahkan sudah bisa berbicara dengan lancar. Sungguh ini sebuah keajaiban. Saya salut dengan semangatnya.

Guru itu, Pak Hamzah namanya.

Syukur kepada Allah, lebaran ini saya berkesempatan bersilaturahmi ke rumahnya yang sejuk, Kampung Sawangan, Magelang. Saya senang karena beliau tak lupa. Meski sudah cukup lama saya tak bertemu. Saya sendiri sekira 12 tahun yang lalu pernah menjadi muridnya di SMP N 1 Sawangan. Saya bangga mempunyai guru yang punya semangat smacam itu.

Yang membuat saya girang lagi,

beliau ingin belajar menjadi penulis.

Wah, tambah semangat saya mendengarkan kisahnya.

Niat itu diutarakannya dengan mata berkaca-kaca...

Beliau sadar barangkali sudah tidak bisa berkiprah optimal lagi dalam dunia pendidikan dengan kondisi fisik yang dialaminya sekarang ini. Dengan fisik yang lemah. Soal karir pendidikan, jabatan terakhirnya menjadi Kepala Sekolah SMP 19 Purworejo, dulunya dikenal dengan SMP Mbener. Beliau mengatakan rela kalau harus pensiun dini mengingat kondisinya yang belum memungkinkan pulih. Walaupun begitu, masih punya keinginan untuk berbagi ilmu, berbagi pengalaman seputar pendidikan yang telah dilakoninya selama berpuluh-puluh tahun. Salah satunya dengan media tulisan seperti yang impikannya.

Pak Hamzah sendiri memang guru tangguh...

Lahir dari keluarga sederhana dan (mohon maaf) sebelah kakinya kurang sempurna, jadi kalau berjalan harus berjinjit-jinjit. Namun, tetap percaya diri, tak mau kalah dengan teman-teman sebayanya. Baik itu soal karir yang akhirnya mengantarkannya menjadi seorang guru, maupun soal cinta yang akhirnya bisa mempersunting perempuan normal cantik dan lembut, seorang guru juga bernama Ibu Purwanti.

Saya masih ingat, saat jadi muridnya dulu, saya sering melihat beliau tetap lincah ketika bermain bola voli. Begitu juga aktif menjadi pembina Pramuka dimana ekskul tersebut mensyaratkan menjadi orang yang gesit, trampil dan lincah, apalagi ketika sedang mengadakan sebuah acara perkemahan dengan full acara. Beliau setia membersamai saya dan teman-teman yang dulu aktif disana waktu itu.

Semangat itu tak surut. Sejak mendapat tugas jadi Kepala Sekolah, beliau harus bolak balik tiap hari dari rumahnya di Magelang ke sekolahnya di Purworejo. Tentu untuk mengemban amanahnya sebagai pendidik. Disana capaian keberhasilan pelan-pelan didapatkan. Mulai dari prestasi akademik siswa yang meningkat, begitu juga sering menjuarai perlombaan, sarana prasarana seperti peralatan komputer mulai tersedia sampai memperjuangkan peningkatan pangkat karir seorang guru yang 9 tahun tak naik-naik. Begitulah perjuangan panjang yang sebenarnya masih terlalu minim ruang ini untuk menceritakannya.

Hingga pada sebuah kesempatan, beliau berkesempatan menghadiri acara pelatihan Sekolah Standar Nasional / Internasional di Bogor. Disana pemikiran pendidikannya rupanya terkuras, sayang kondisi fisiknya tak memungkinkan, terlalu capek. Hingga, stroke pun menyerangnya. Hingga saat ini.

Saya, sebagai muridnya tak bisa melakukan apa-apa. Hanya bisa menceritakan kisah ini kepada Anda semua. Setelahnya, alangkah bahagia bila ada kirimkan sepatah dua patah kata, komentar, atau tanggapan atas tulisan singkat karena secepatnya akan saya kirimkan kepada beliau. Agar beliau terhibur setelah membacanya, bisa sedikit membuatnya tersenyum hingga berharap agar kondisinya lekas kembali pulih seperti semula. Amien. Tetap tegar Pak !. (yon’s)

8 Responses to "Guru Tangguh Itu"

Anonim mengatakan...

Terimakasih ilmunya...
Informasi yang anda berikan sangat membantu.
Semoga Blognya makin maju.
Salam kenal dari: Koleksi Makalah Weblog

pyuriko mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Nunung Mulyani mengatakan...

sungguh cerita yang menyentuh hati... tetap semangaaaaaat pak guru

dKiyutz mengatakan...

saya ingin jadi guru yang tangguh...

Anonim mengatakan...

Assalamu'alaikum...
Bapak Hamzah, apakabar? Semoga selalu dalam penjagaan Allah, dan semoga dalam keadaan yang sangat bersemangat! Saya, hanyalah anak ingusan, tapi saya juga anak dari seorang ayah, seperti bapak, dan saya ingin menjadi teman bapak. Karena sepertinya impian kita sama, dan profesi kita sama, sebagai guru, sebagai pendidik...
Bapak Hamzah, saya memuji ketangguhan bapak, dan sungguh, saya merasa iri, sangat iri, dengan ketangguhan itu. Kini, di ruang hati saya bertambah satu lagi "id", satu lagi sumber inspirasi, satu lagi pendar cahaya, sehingga memenuhi sebagian ruangnya dengan terang, rasanya sulit menggambarkannya dengan kata-kata, yang jelas saya sudah tidak sabar memiliki dan membaca "buku" bapak! Tetap tegar ya Pak, persangkaan Allah ada pada persangkaan hambaNya, setelah kesulitan selalu ada kemudahan, tetap ceria, positif, SEMANGAT!!!
Wassalamu,alaikum...
Jazakumullah buat yang punya bloger... :)

Anonim mengatakan...

saya sebagai guru yang masih belia sangat bangga dengan pengabdian Pak Hamzah. SEmoga mampu meneladaninya. gitu kan Yon Pung!

Unknown mengatakan...

Bagus...ceritanya..
salam kenal dari www.purworejo.asia

Investasi mengatakan...

blog yang unik , met kenal yaa