Pohon Amal

Pohon Amal
Oleh
Yon’s Revolta

Di depan sebuah masjid…

Ada sebuah tulisan besar berbunyi “Hati-hati dengan barang bawaan Anda, barangkali ada orang yang berniat lain ke masjid ini”. Jelas, pengumuman ini ditujukan bagi para jamaah untuk lebih berhat-hati dengan barang bawaaannya, misalkan tas, sandal atau sepatu dll. Entahlah, mungkin takmir masjid tersebut sering mendengar keluhan dari beberapa jamaah yang barangnya hilang ketika mengunjungi masjid . Maka, tulisan itu, walaupun sebenarnya cukup mengganggu pemandangan, tetap saja terpampang.

Melihat fenomena ini, apa yang ada dalam pikiran…?

Selintas pemikiran bijak mengatakan, andai saja ada tempat penitipan barang dalam masjid tersebut, mungkin akan sedikit mengurangi kekhawatiran orang akan hilangnya suatu barang. Setelahnya, mereka akan merasa aman, merasa nyaman dan bisa beribadah dengan tenang. Dan, ketika ada orang yang berinisiatif sendiri, menyumbangkan sedikit materi, sedikit rizkinya untuk membuat tempat penitipan barang dalam masjid itu, sungguh, merupakan sebuah pohon amal baginya.

Sebuah laku yang baik, perbuatan yang baik, amal yang baik, tentu akan mendatangkan kebaikan pula. Nah, sepanjang ada orang yang beramal baik dengan perantaraan orang sebelumnya, maka orang itupun akan mendapatkan berkah amal pula. Seperti orang yang membuat tempat penitipan barang untuk disumbangkan ke sebuah masjid itu. Apabila digunakan, dan orang-orang kemudian merasa nyaman beribabadah. Tentu, sang khalik juga akan memberikan balasan kebaikan pada orang itu, penyumbang tempat penitipan barang itu.

Contoh diatas, sebenarnya hanya sebagian kecil laku bijak yang bisa kita lakukan sebagai manusia beragama. Masih banyak contoh lain, laku serupa yang bisa kita lakukan. Pada intinya, kita beramal untuk kebaikan orang dan berharap orang menggunakannya. Dengan demikian, laku amal ini tercatat sebagai investasi strategis yang kelak bisa memperberat amal kebaikan kita.

Saya jadi teringat kampung halaman di Magelang…

Disana, dulu belum banyak yang mempunyai WC sendiri. Orang-orang, kalau ingin buang air besar, mereka masih datang ke WC umum. Kadang, sampai mengantri. Bagitulah pemandangan yang bisa saya saksikan. Sangat berarti sekali keberadaan WC umum itu. Pada suatu ketika, sang pemilik WC itu melakukan perombakan pada sebidang tanah dimana WC umum itu berada.

Memakan waktu yang cukup lama. Baru tersadarilah betapa keberadaan WC umum itu begitu berarti bagi masyarakat sekitar. Kalau sang pemilik dengan niat tulus membangun WC umum itu untuk kebaikan dan bisa digunakan untuk masyarakat sekitar, tentu hal itu juga menjadi pohon amal baginya.

Kita, sebenarnya juga bisa menanam pohon amal sedari sekarang. Yah, sepanjang yang kita bisa. Memang, ada pepatah yang mengatakan, kita tidak akan banyak bisa memberikan sesuatu kepada orang lain kalau kita tidak punya sesuatu. Sekarang, cobalah kita pikirkan sama-sama, apa yang kita punya, apa yang bisa kita berikan, apa yang bisa kita sumbangkan kepada orang lain.

Taruh saja, sebagai mahasiswa, yang dipunyai hanyalah buku-buku. Inipun bisa menjadi pohon amal kita. Kita sumbangkan buku kita ke pondok pesantren, TPA, atau perpustakaan umum. Jika masih ada orang membaca buku yang kita sumbangkan, dan kemudian keilmuwan mereka bertambah dan dibarengi dengan amalan kebaikan, tentu kitapun akan mendapatkan kebaikan pula.


Kini saatnya, tanya pada diri kita masing-masing,
sudahkah kita menanam pohon amal dalam hidup ini..?

2 Responses to "Pohon Amal"

esfand mengatakan...

hemm...pingin bgt bisa trus begitu. nanem sebanyak2nya pohon amal yg buahnya trus bisa dinikmati ampe akhirat nanti...

Yodie Hardiyan mengatakan...

Pohon amal akan lebih rimbun bila dijiwai dengan keihklasan, karena sekarang banyak orang yang "menanam" hanya untuk sekedar popularitas.

Tulisannya bagus, mau tukeran link bro?