Teror Pekerjaan

Teror Pekerjaan
Oleh
Yon’s Revolta

Berbahagialah Anda yang punya pekerjaan.

Setidaknya, lebih baik dari mereka yang masih menjadi pengangguran. Seberapapun gaji yang diterima, bersyukur adalah cara terbaik yang bisa dilakukan. Di luar sana, masih banyak orang yang susah sekali mencari kerja. Tak hanya mereka yang memang kurang berpendidikan. Para sarjana pun banyak yang masih menganggur. Jadi, tak usahlah terlalu banyak berkeluh kesah. Nikmatilah pekerjaan Anda saat ini.

Mengapa saya katakan demikian, ya, karena masih banyak saya dapati mereka yang curhat tentang betapa tidak enaknya ditempat kerja, belum lagi gaji yang tidak sebanding dengan kerja-keras yang harus dilakoninya alias gajinya terlalu kecil. Ketika mendengar mereka berkeluh kesah, kadang saya kesal juga. Tapi, seringnya hanya saya simpan dalam hati saja. Seperti tadi sore, seseorang curhat tentang susahnya mengatur pengeluaran. Saya tak banyak komentar. Hanya sedikit mengatakan saja tentang betapa beruntungnya telah bergaji. Sementara, jangankan mengatur pengeluaran, banyak orang yang saat ini justru masih susah mencari pemasukan.

Inilah teror pekerjaan…

Saya menyebutnya demikian. Orang bekerja, prinsipnya adalah untuk sebuah kebahagiaan. Dan kebahagiaan itu bukan hanya setelah bekerja kemudian menikmati hasilnya. Tapi, proses dalam bekerja itu sendiri perlu juga dalam kondisi yang bahagia. Artinya, seseorang menikmati pekerjaan yang dijalaninya. Kalau sudah menikmati, seberat apapun pekerjaan, akan terasa ringan.

Cuman, persoalannya, banyak orang yang jenuh dan bosan dengan pekerjaanya. Sebabnya bermacam-macam, karena rutinitas yang memang membosankan, bekerja itu-itu saja, tidak merangsang kreatifitas. Merasa bahwa karir dalam pekerjaan sudah mentok, mustahil akan naik pangkat. Atau karena suasana kantor yang tidak nyaman, sering terjadi konflik, saling curiga-mencurigai, persaingan yang tidak sehat dsb. Kondisi seperti ini berpengaruh terhadap sisi psikologis seseorang. Jika, Anda mengalaminya, bersegeralah ambil keputusan.

Kalau, Anda tetap bersikukuh ditempat kerja, ya warnailah suasana pekerjaan dengan suasana yang menyenangkan dan nyaman. Membangun kultur yang baru. Kalau sudah tidak bisa, mengapa Anda masih saja bertahan disitu. KELUAR SAJA, dari tempat kerja dan pindah ketempat lain. Kalau tidak, bangun usaha dan buka pekerjaan sendiri. Kita akan menjadi orang yang merdeka. Kita sendiri yang akan mengantur ritme kerja, gaji, atau kultur dalam pekerjaan itu sendiri. Kuncinya, adalah tekat untuk mandiri dan ketekunan, itu saja.

Apalagi kalau kita punya skill (keahlian) khusus, lebih hebat lagi.

Ambil contoh, dua orang hebat ini. Onno W Purbo dan Jonru. Bang Ono W Purbo, dia mantan dosen ITB. Keluar dan mengambil keputusan untuk berkarir menjadi penulis independent suputar dunia IT. Kerjaannya adalah menulis, mengisi seminar dan worshop IT, itu saja. Sementara, Bang Jonru, dia mantan content editor dan memutuskan untuk menjadi penulis lepas profesional.

Nah, kini terserah Anda. Jika masih mau bertahan bekerja dengan orang lain. Nikmatilah pekerjaan itu. Jangan sampai terlalu banyak teror pekerjaan menghinggapi. Karena, jelas akan berpengaruh terhadap kesehatan jiwa dan tentu kebahagiaan Anda. Jangan pertaruhkan hidup yang hanya sekali dengan ketakbahagiaan dalam bekerja. Atau, kalau memang punya keahlian spesifik, mengapa tak bekerja ala SOHO aja (Small Office Home Office) seperti kedua orang itu. Bekerja dirumah, mendapatkan penghasilan dari klien yang menggunakan jasa kita dan menulis di media tentang bidang yang kita geluti. Punya banyak waktu luang, penghasilan dan bisa berlibur kapan saja. Mengasyikkan bukan…? Cobalah.

4 Responses to "Teror Pekerjaan"

pyuriko mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anonim mengatakan...

Punk, klo ada kesempatan untuk menjadi pengusaha, jadilah pengusaha.. supaya kita bisa jadi bos buat diri sendiri, kadang stres kita dalam bekerja, bukan semata karena gaji, tapi karena tekanan yang membuat kita tidak merdeka...
Dizaman, khilafah Abdul Aziz, Seorang ulama yang juga seorang pengusaha kaya pernah ditanya, kenapa engkau jadi pengusaha, jawabnya "agar aku tidak dibeli oleh penguasa"

penakayu mengatakan...

Buat Putri, sip kalau bisa menyesuaikan kondisi, yg penting nkmati pekerjaan yah

escoret mengatakan...

tp,emang enak kerja kok boss.!!!!
cmn bth watu wae tuk sesuaikan..hehehhe

*sok menggurui kie aku..hehhehe
aman2 aja kan????