Hiburan Untuk Hati

Hiburan Untuk Hati
Oleh
Yon’s Revolta

Jika sedang bersedih.
Jika merasa terlalu capek dengan pekerjaan.
Jika hati dan pikiran kalut
Berhentilah sejenak, hiburlah hati Anda.

“Sa’atan fa sa’atan”, begitu kata Rasulullah. Ya, benar sekali, semua ada waktunya. Kata-kata Rasulullah itu berangkat dari sebuah kisah. Ada seorang sahabat bernama Hanzhalah, suatu ketika ia bertemu dengan Abu Bakar dan ditanya mengenai kabarnya. “Saya telah melakukan kemunafikan” begitu jawab Hanzhalah. Abu Bakar terkejut mendengarnya “ Subhanallah ! apa yang kamu katakan ini?”

Kata Hanzhalah, “ Ketika saya tadi bertemu Rasulullah, beliau mengingatkan tentang surga dan neraka. Sampai-sampai, saya seperti melihat keduanya secara langsung. Tapi, beranjak dari Rasulullah dan bermain bersama isteri, anak-anak, serta sibuk dengan pekerjaan rumah, saya jadi lupa apa yang disampaikan beliau”.

“Demi Allah, saya pun pernah mengalami hal yang sama !” kata Abu Bakar. Maka menghadaplah mereka kepada Rasulullah dan menceritakan apa yang mereka alami. Kemudian, Rasulullah memberikan penjelasan.

“Demi Dzat yang memiliki diriku ! Kalau kalian selalu dalam keadaan seperti ketika bersamaku itu, atau selalu dalam dzikir, niscaya malaikat akan terus menemani kalian diatas tempat tidur maupun di jalanan. Akan tetapi wahai Hanzhalah, segala sesuatu ada waktunya. Kata “Segala sesuatu ada waktunya” sampai diulang tiga kali untuk menekankan urgensinya. Sejarah ini dinukil oleh Dr Yusuf Qhardawi dalam sebuah buku berjudul “Fiqh Al- Lahwi wa At Tarwih
(Fiqh hiburan)”.

Begitulah, ada saatnya hati kita perlu hiburan. Agar rileks, dan setelahnya bisa membuat semakin bergairah dan bersemangat lagi dalam melakukan pekerjaan. Kita manusia, bukan malaikat sehingga fitrah kemanusiaan memang begitu adanya. Tetapi, bukan lantas berlebih-lebihan dalam menghibur diri sebab dalam semua hal, berlebihan jelas tidak baik. Yang wajar-wajar saja. Dalam Islam, aturannya ada. Misalnya, kita dilarang untuk berkelakar atau bercanda dengan berbohong, atau mengolok-olok fisik seseorang. Jelas merupakan kedholiman jika seseorang itu tidak ridho atas olok-olokkan kita.

Pada intinya, kita diperbolehkan untuk menikmati hiburan asalkan tidak diharamkan, seperti ada sebuah kata bijak yang bisa mengingatkan kita “ Seorang yang berakal tidak selayaknya pergi selain untuk tiga perkara, mencari bekal untuk akhirat, memperbaiki taraf hidup atau mereguk kenikmatan yang tidak diharamkan”. Untuk masalah hiburan, Anda sendiri yang lebih tahu seleranya. Berliburlah, agar fresh hati dan pikiran Anda untuk selanjutnya suasana baru tercipta. Tentunya suasana yang lebih baik dari sebelumnya.

Lepaskanlah kesedihan.....

Berat beban kehidupan, pastilah ada. Justru inilah pelangih kehidupan, tinggal bagaimana sikap kita saja. Allah SWT telah berfirman “ Janganlah kamu bersikap lemah, dan jangan pula kamu bersedih hati “(Ali-Imran:139) atau “Janganlah kamu bersedih, Sesungguhnya Allah beserta kita” (At-Taubah : 40).

Sekarang, hiburlah hati Anda.
Dan, kembalilah bekerja setelah suasana hati kembali segar.

Sanggar Pelangi, 2 Februari 2007
Special untuk rekan-rekan yang bekerja kantoran,
Tetap Semangat !

3 Responses to "Hiburan Untuk Hati"

pyuriko mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anonim mengatakan...

berapa lama sih, normalnya, waktu yang diperlukan seseorang untuk menghibur diri?
supaya tidak dikatakan menyia-nyiakan waktu?

penakayu mengatakan...

buat kiko, sip dech, terus bersemangat :-)