Pernah-pernik kisah kehidupan berumah tangga kadang membuat saya sedih, tapi banyak juga yang membuat saja tersenyum ketika membaca atau mendengarnya. Seperti Ibu saya. Pernah suatu ketika ayah saya sedikit marah kepada Ibu saya. Ibu saya tak mau berkomentar atau membalas dengan kemarahan serupa. Hanya saja, langsung masuk ke kamar dan menangis sejadinya. Kalau sudah begitu, ayah saya luluh juga, kemudian minta maaf karena mungkin telah berlaku kasar atau marah yang kadang hanya karena persoalan sepele saja. Untuk mereka berdua, salam cinta, semoga dirumah baik-baik saja
Setelah urusan selesai, pulanglah sang istri ke rumah. Mengucapkan salam lantas masuk kerumahnya. Apa yang terjadi, ternyata suaminya biasa saja. Tak mengekspresikan rasa kangennya kepada istrinya. Dan bagi istrinya, ibarat sebuah pertandingan, itu merupakan pukulan telak, kecewa..kecewa. Awalnya suaminya cuek saja. Tapi pada akhirnya dia menyadari bahwa sikapnya kurang benar. Ya, setidaknya membukakan pintu dan tersenyum sambil basa-basi menanyakan apakah perjalanannya baik-baik saja itu cukup. Tapi sayang, hal itu tak dilakukannya. Dia baru sadar ketika melihat gelagat istrinya yang lagi benar-benar BT alias butuh tatih tayang….
Suatu ketika sepasang pengantin baru berjalan-jalan menikmati indahnya perkampungan yang masih belum tersentuh bising dan aroma
“Dengar sayang, ada ayam” kata istrinya
“bukan..bukan, itu suara bebek” kata suaminya.
“nggak, itu suara ayam” istrinya bersikeras.
“istriku..itu suara bebek, suara ayam itu bunyinya kukururyuuuuk, kalau bebek itu ya kuek..kuek..kuek, nah itu bebek sayang, bukan ayam “kata suaminya mencoba menjelaskan.
“Nggak, aku yakin itu suara ayam” kata istrinya
“Sayang, itu bebek, kamu ini..kamuuuuuuuu” suaminya agak kesal
seketika itu basahlah pipi istrinya, dia menangis sambil tersendu tapi tetap berkata.
“Aku yakin itu ayam, bukan bebek” masih kata istrinya.
Kemudian sang suami sadar tak mau ribut lagi dan berkata.
“Ya kamu benar sayang, itu suara ayam” kata suaminya bersamaan dengan suara dari kejauhan ..kuek..kuek..kuek..
Kadang seorang suami memang perlu bersikap demikian. Untuk sesuatu yang kecil dan sepele tak perlu terlalu diributkan. Yang terpenting adalah membangun keharmonisan rumah tangga. Pertikaian dan hancurnya rumah tangga seringkali terjadi karena kita meributkan hal-hal sepele. Maka dari itu, untuk mencegahnya kita perlu sesekali memahami isi hati seorang wanita yang kita cintai itu
Dan pada akhirnya, untuk menghormati dia, seorang wanita yang kita cintai, kita perlu bersikap bijaksana. Itu semua perlu dilakukan, seperti syair dalam lagu pop… karena wanita ingin dimengerti. Itu saja. (yon’s revolta)
~Snow Man Alone~ awal September 2006
freelance_corp (at) yahoo.com
10 Responses to "Karena Wanita Ingin Dimengerti"
jadi kayak lagu ajah :-)
Hmm.. dah pinter sekrng n semoga bisa mengerti wanita itu memang selalu ingin dimengerti. Kayaknya sih dah bisa cari teman hidup. Semoga berhasil.. Amienn..
praktekkan saja ;)
Buat Luthfi, ya begitulah ^_^
Buat tentang_kita, hai gimana kabar Malaysia, semoga baik-baik aja. Iya, doakan aja yah ^_^
Buat Nana Terbang, belum saatnya mempraktekkan. Tapi setidaknya kelak aku bisa ingat dengan apa yang aku tuliskan dahulu sehingga bisa berbuat baik untuk istri :-p. Insyallah, dengan ijinNya
Sesungguhnya Wanita dalam Islam sangat dimuliakan, seperti MUTIARA, dibungkus dalam kantong sutera, dimasukkan kotak, terus disimpan dalam brangkas, dan ditaruh di dalam kamar, dan dijaga ketat.
Namun sekarang... Wanita Islam menjadi begitu murah.....
Wanita dengan mudah dapat ditemukan dimana-mana, di jalan-jalan, di toko-toko, dipasar-pasar, di pabrik-pabrik, di Mol bahkan di internet...
Mari yang mengaku dirinya Islam, Muslim, Jadikan ini KERISAUAN BERSAMA, JADIKAN FIKIR, bagaimana kita kembali Memurnikan Wanita, Mengembalikan Wanita pada FITHRAH nya....
glek..
mas, sepertinya sudah waktunya dikau mengakhiri kesendirianmu..:p
wanita hanya seperti MUTIARA? kalau hanya untuk disimpan dalam kamar dan dijaga ketat, berarti tidak akan pernah ada sejarah tentang muslimah-muslimah yang hidupnya juga untuk umat? wallahu'alam
ehem... dikit aja commentnya yach.. soal perempuan memang susah di tebak penginnya di perhatiin, sebagai suami memang harus kasih perhatian ke istri termasuk mengalah. akan tetapi sang suami pun kudu pinter2 mengikuti arus, seperti yang di contohkan ttg bebek tadi, dah jelas bebek tapi ngeyel ayam.. demi menyenangkan dan menghindari percecokan suami wajib mengalah akan tetapi sambil pelan2 menunjukan 'ini loh yang bener'. Karena kita tidak bisa memangksa orang lain untuk jadi kita...
ternyata susah bgt utk memahami wanita, atau merekanya yg tidak mau memahami aku
*pengalaman pribadi*
Posting Komentar