Kembali masjidku bercahya
Oleh mu wahai wajah tercinta
Kudengar riuh pada awalnya
Bertanya aku pada akhirnya
Di layar kaca, kita bisa saksikan riuh suka menyambut datangnya bulan puasa, ramadhan tahun ini. Lantunan tembang religi mendengung menyejukkan hati, kata-kata hikmah keluar dari mulut para penceramah, sementara sinetron Islami siap untuk diputar ketika ramadhan tiba. Lihatlah, betapa para pengelola media itu sudah bersiap-siap menyambut ramadhan beberapa bulan sebelumnya.
Lantas kita, apa yang telah kita siapkan…?
Satu hal yang pasti adalah rasa cinta senantiasa terbesit dalam diri kita akan datangnya ramadhan kali ini. Bersyukur Allah masih memberikan hembusan nafas gratis bagi kita serta sentuhan iman yang kini masih kita miliki sehingga kita bisa berjalan, melangkah di muka bumi ini dengan panduan Ilahi. Harapannya, tidak akan tersesat ketika kita benar-benar mengikuti jalan iman ini, sebuah jalan yang berpatokan Alquran dan sunah nabi sebagai referensi hidup kita. Sekali lagi, sudahkah terbesit dalam hati kita rasa cinta dan rindu akan datangnya bulan ramadhan ini…?
Sebagai seorang muslim kita diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh pada setiap bulan ramadhan dengan penuh kesadaran dan panggilan iman. Jika kita memaknai ramadhan kali ini dengan sekedar rutinitas belaka. Dan ketika ini yang kita rasakan saat ini. Sungguh, bisa jadi setelah ramadhan kita tidak akan mendapatkan apa-apa selain dari aktivitas yang rutin tadi. Seperti apa yang telah dikatakan Rasulullah;
"Berapa banyak orang yang berpuasa tetapi dia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar dan haus."
Sia-sia bukan..?
Tapi ketika kita menyiapkan dengan serius baik fisik, pemikiran (ilmu) maupun hati kita ditambah dengan program yang ingin kita capai selama ramadhan, insyallah setelahnya kita akan merasakan dan mendapatkan manfaat dari jerih payah kita itu. Selain pahala yang bisa memperbesar amalan untuk bekal menuju surgaNya, kita juga bisa belajar untuk lebih peduli terhadap sesama.
Inilah dua rahasia capaian ramadhan, sholeh pribadi dan sholeh sosial.
Di dalam Al-Quran sendiri Allah telah memerintahkan kita untuk berpuasa ;
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana di wajibkan atasa orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa" [al-Baqarah:183]
Kewajiban ini ditujukan untuk orang-orang yang beriman dan semoga kita semua termasuk didalamnya sehingga kita berkewajiban untuk menjalankannya. Hasilnya, ketika kita bisa menyelami rahasia puasa, kita akan bisa mencapai derajat taqwa. Seperti yang sering kita dengar bahwa bulan puasa adalah bulan ibadah (syahrul ibadah), pada bulan ini kita biasanya begitu rajin dalam beribadah, tentunya bukan karena tradisi bahwa dibulan ini orang-orang berbondong-bondong ke masjid baik untuk sholat tarawih, mendengarkan kuliah subuh, kajian keIslaman dan sebagainya. Tapi, benar-benar dengan kesadaran penuh untuk mencapai derajat taqwa tadi. Inilah rahasia ibadah di bulan puasa agar kita bisa menjadi orang yang sholeh secara pribadi. Menjadi pribadi yang suci dan bersih dari dosa-dosa.
Selanjutnya, yang perlu kita maknai adalah hikmah puasa itu bagi sesama. Ketika kita berpuasa, kita tentunya merasakan lapar ketika siang hari. Tetapi. Toh kita akan berbuka ketika petang tiba. Lantas, bayangkan saudara-saudara kita yang masih berada di jurang kemiskinan, mereka terbiasa dengan rasa lapar setiap hari. Lihatlah, anak-anak jalanan itu, para peminta-minta itu, para pemulung, orang miskin di desa-desa serta para pekerja bergaji kecil di kota-kota. Mereka terbiasa dengan perut lapar dan diantara kita masih banyak yang bisa menikmati berbagai menu makanan beragam setiap hari. Sungguh, puasa inilah sebagai
Marhaban ya ramadhan…
Kita sambut ramadhan tahun ini dengan cinta. Cinta kepada Allah yang akan mengantarkan kita kembali suci (sholeh pribadi) dan kita maknai rahasia didalamnya sehingga kita lebih peduli terhadap sesama (sholeh sosial). Semoga. (yon’s revolta).
Purwokerto, pertengahan September 2006.
freelance_corp (at) yahoo.com
0 Response to "Ramadhan In Love"
Posting Komentar