Cerita Tentang Kota
yang Menggairahkan
:Yon’s Achmad*
Jakarta. Saya datang ke kota
ini awal 2008. Merantau. Februari 2008 saya mendapatkan pekerjaan. Menjadi staf sebuah perusahaan
konsultan di Kota Wisata, Cibubur,
Jakarta Timur. Sewaktu ke Jakarta, saya tak membawa apa-apa. Kecuali satu tas
ransel berisi beberapa potong pakaian dan sepasang sepatu. Saat belum punya kerjaan, saya menumpang di rumah kakak selama beberapa bulan. Sampai
akhirnya bisa mengontrak rumah petak sederhana. Saya bekerja dan tinggal
di tempat itu sampai tahun 2010.
Di tahun 2010 saya memutuskan
keluar dari pekerjaan. Lalu menjadi
redaktur pada sebuah majalah. Sayang tak bertahan lama. Tahun 2010-2011
gonta-ganti pekerjaan, termasuk mencoba merintis perusahaan kecil-kecilan,
sayang belum ada yang berhasil. Tahun
2012 akhirnya kembali kerja kantoran, menjadi
staf di perusahaan yang bergerak dalam bidang penerbitan dan pendidikan
berbasis online. Sayang tak lama. Masih
di tahun 2012, menjadi staf Humas (PR) pada sebuah lembaga yang dibentuk oleh mantan Ketua Mahkamah Konstitusi
(MK). Di lembaga ini, wawasan saya bertambah, begitu juga kenal dengan
tokoh-tokoh nasional, baik TNI,
akademisi, maupun para aktivis.
Beberapa bulan sebelum
menikah, tahun 2014, saya memutuskan
keluar dari pekerjaan kantoran dan bekerja secara mandiri. Menjadi penulis
lepas. Hasilnya? Tak seberapa. Mungkin terbilang nekad. Pada akhirnya menikah
dan hidup berdua hanya mengandalkan pekerjaan sebagai penulis lepas saja. Tapi,
akhirnya bisa melewati cerita walau penuh dengan kesederhanaan. Baru kemudian,
di bulan Januari 2015, memutuskan
kembali merintis bisnis.
Mengenang cerita perantauan
itu, saya merasa kota ini begitu menggairahkan. Hidup benar-benar penuh perjuangan.
Berbeda dengan hidup di kampung yang penuh pertolongan ketika kita membutuhkan
sesuatu, atau sedang dilanda musibah misalnya. Di kota ini, semua kita
usahakan sendiri, walau ya memang tetap butuh bantuan orang lain. Tapi, tetap
saja, mengandalkan diri sendiri menjadi
sebuah keharusan untuk bisa bertahan.
Kini, saya cukup senang dengan
kehidupan sekarang. Hidup normal. Sudah punya istri, dikaruniai anak yang lucu,
bernama Jingga Kanaya. Dan juga, mengelola bisnis yang sudah menjadi fokus
sekarang, tidak lagi gonta-ganti pekerjaan.
Pada akhirnya, saya menyadari bahwa hidup
memang menjadi menggairahkan kalau ada sesuatu yang kita perjuangkan.
*Penulis lepas. Founder Kanetindonesia.com
2 Responses to "Cerita Tentang Kota yang Menggairahkan"
Hai mas Yon Achmad...tulisan yg bagus...apa kabarmu
kabarku alhamdulillah selalu menyenangkan. btw ini siapa ya lupa he he
Posting Komentar