Pesan Ibunda untuk Saya

Pesan Ibunda untuk Saya
:Yons Achmad*

Ibunda saya, Istaria Sumari meninggal di usia 48 tahun, tersebab kanker. Allah memanggilnya beberapa tahun lalu. Di Hari Ibu 22 Desember 2015 ini saya kembali teringat pesannya.

“Jangan tinggalkan shalat dan carilah rejeki yang halal”

Saya selalu teringat kata-kata itu. Walau tak selamanya bisa melaksanakannya. Khusus untuk shalat lima waktu, saya berusaha menjalankannya. Walau kadang terlewat misalnya karena naik kendaraan umum dan akhirnya terpaksa harus digabung dengan shalat berikutnya (jama’), atau karena persoalan lain. Perihal shalat ini, lagi-lagi saya masih belum juga bisa melaksanakannya dengan sempurna.

Lalu bagaimana dengan rejeki yang halal?

Dulu, sewaktu masih bujangan, parah betul.  Saya sikat apa saja yang bisa menghasilkan uang. Tak peduli halal atau remang-remang. Hasilnya, memang kadang saya punya uang berlebih. Tapi sayangnya entah uang itu menguap ke mana, kepakai buat apa. Nyaris tak ada bekasnya.

Hingga saat memutuskan untuk menikah. Tak hanya modal uang saja yang nol rupiah, bahkan minus sekian. Modal saya waktu memutuskan untuk menikah hanya cinta saja. Dan yang melamarkan dosen dan guru ngaji saya sewaktu di kampus dulu. Kepada beliau saya hormat sepenuh hati. Terimakasih atas semuanya.

Alhamdulillah, Allah membukakan jalan, dan pernikahan akhirnya terlaksana setelah pontang-panting cari uang selama tiga bulan lamanya.  Itupun sebenarnya tak cukup. Lalu sehari setelah menikah, modal uang di tangan  hanya 600 ribu saja. Dan kami  nekad mengarungi  bahtera rumah tangga.

Sejak menikah saya memang memutuskan bekerja mandiri, mengurus usaha mandiri. Mulai dari meninggalkan kerjaan kantoran, kembali jadi pekerja lepas sampai  membentuk usaha baru di bulan Januari 2015. Bernama Kanet Indonesia. Tak terasa setahun sudah perjalanan bisnis itu. Orang bilang dan saya juga menyadari, ketinggalan start.  Terlambat melangkah.

Ketika anak-anak muda usia 30 tahun sudah berhasil dalam bisnis, saya malah baru saja memulainya.

Tapi, apa boleh buat, keadaan dan kenyataan saya begitu adanya.

Hari ini, saya hanya ingin mengenang Ibunda.  Sambil berdoa sederhana agar dia diberikan tempat yang baik di sisiNya.

Kepada partner saya, sahabat saya, istri saya. Mohon maaf belum bisa menjadi suami yang baik. Tapi saya berjanji akan menjadi ayah terbaik bagi anak-anak kelak.

Saya akan tetap berdoa juga, agar shalatnya lebih baik lagi dan tidak ada harta haram yang kita makan sekeluarga. 2016. Walau kita terlambat, tapi bukan alasan untuk mengejar cita-cita dan mimpi-mimpi yang selama ini kita bincangkan dan kita pegang erat bersama.

Maaf, saya baru bisa menyayangimu dengan sederhana, CINTA...

Palmerah,  22 Desember 2015.

*Penulislepas. Tinggal di Jakarta bersama putri kecilnya Jingga Kanaya.
 


0 Response to "Pesan Ibunda untuk Saya"