Hemat Tanpa Harus Pelit

Hemat Tanpa Harus Pelit
:Yons Achmad*

“Alloh akan memberikan Rahmat
kepada seseorang yang berusaha dari yang baik,
membelanjakan uang secara sederhana,
dan dapat menyisihkan kelebihan untuk menjaga
 saat dia miskin dan membutuhkannya.”

(HR. Muslim & Ahmad)

Hidup hemat. Hidup sederhana. Semua orang tahu itu ajaran baik dalam semua agama. Hanya saja kadang kita sering lupa dengan konsep-konsep yang sederhana ini. Kalau lagi punya banyak uang, sedang banyak penghasilan, maunya apa saja dibeli. Yang kadang itu bukan kebutuhan, tapi keinginan semata.

Saya takjub dengan cerita pengusaha China.  Konon katanya, para pengusaha pemula China, saat mereka memulai berdagang dan belum sampai pada target tertentu, dia pantang untuk bersenang-senang.  Misalnya, pantang makan di restoran yang tergolong mewah. Mereka cukup menyantap makanan yang dimasaknya sendiri. Barangkali ada yang bilang “Ngapain kita susah-susah, wong untuk makan, untuk beli apa saja bisa”. Itulah barangkali logika orang kebanyakan. Tapi ya begitulah, setiap orang punya jalan hidup dan logikanya sendiri.

Tapi, sepertinya ada konsep yang agak berbeda dalam Islam. Saya percaya kita juga tak perlu terlalu menahan sesuatu. Yang jadi patokan barangkali secukupnya saja. Yah walau memang konsep ini relatif. Secukupnya bagi orang juga berbeda-beda. Dan biasanya malah menimbulkan sifat lain yang berbahaya, kalau terlalu fanatik dalam menjalani konsep hemat, kadang juga terjebak pada sifat kikir/pelit.

Lalu harusnya bagaimana?

Sebenarnya, saya sendiri juga sedang menimbang-nimbang konsep hemat ini untuk bisa dijalankan dalam kehidupan keseharian tanpa harus terjebak untuk menjadi pelit, menjadi kikir.

Beberapa hari ini saya mencoba menerapkannya. Misalnya, ketika berangkat kerja atau ketemu klien sebisa mungkin membawa bekal air minum sendiri. Itu bisa menghemat ketika haus dijalan karena harus membeli minuman misalnya Rp.5000-Rp 10.000. Dengan begitu kita menerapkan konsep hemat itu dalam amalan yang sederhana.

Lalu untuk apa uang penghematan itu? Saya sedang coba rutinkan setiap selesai jamaah subuh masukin ke kotak infak  seribu duaribu. Konon ketika kita ikhlas dan rutin berinfak, bersedekah akan mendapatkan keajaiban-keajaiban. Dan saya selalu percaya itu.

*Penulislepas @senjakarta

0 Response to "Hemat Tanpa Harus Pelit"