Seseorang di Hari Ulang Tahunnya

Seseorang di Hari Ulang Tahunnya
Oleh
Yons Achmad*

Ulang tahun...

Pada sebuah negeri yang orang-orangnya sibuk mencari sesuap nasi sendiri-sendiri, ulang tahun terkadang menjadi perayaan. Bahkan tradisi. Tak selalu buruk memang. Asalkan, perayaan bukan menjadi ajang pamer kekayaan, pamer kesuksesan. Justru, menjadi pengingat bahwa usia telah berkurang. Dan Ia menjadi lebih dewasa dalam hidup sesudahnya.

Saya kadang berpikir, apa yang begitu diharapkan seseorang di hari ulang tahunnya?

Hari ini 09-09-2011 adalah hari ulang tahun presiden SBY. Apa yang diharapkannya?
Dan, bagaimana pula seseorang. Katankanlah rakyatnya yang juga berhari lahir sama?

Bagi seorang presiden seperti SBY: Yang saya tahu banyak orang tak menganggapnya, mungkin pagi ini senang betul. Mendapat ucapan dari pejabat-pejabat di bawahnya. Keluarganya. Istri tercintanya, anak-anaknya. Menantunya. Kerabat-kerabatnya. Dan orang-orang yang mungkin diam-diam berusaha menjilatnya. Saya percaya, apapun itu SBY pagi ini bahagia.

Lalu, bagaimana dengan rakyatnya yang sangat mungkin berhari lahir yang sama?

Tentu kita tak bisa menebak-nebak bagaimana perasaanya. Karena kita mungkin tak tahu siapa-siapa yang berulang tahun sama dengan presiden. Yang, pasti rasanya tidak akan pernah sama dengan yang dialami presiden itu. Dari sini, pikiran saya melayang, sebenarnya, apa yang pasti dan benar-benar diharapkan seseorang di hari ulang tahunnya?

Ucapan selamat? Bisa saja.

Buat mereka yang misalnya bergabung di Facebook dengan banyak teman, pastilah mendapat ucapan selamat di hari ulang tahunnya. Tapi coba suatu hari misalnya tekan tombol matikan dan sembunyikan hari lahir, masihkah ada yang ingat hari ulang tahun itu? Jadi, saya kira ucapan selamat ulang tahun lewat Facebook walaupun mungkin kedengaran riuh, tak selalu membuat orang bahagia. Walau mungkin senang itu ada.

Manusia, fitrahnya saya kira privat, bukan publik. Lebih suka mendapatkan sentuhan-sentuhan personal yang lebih intim. Seseorang, walaupun bergabung di banyak Social Media yang banyak ”teman” (karena hanya teman maya), saya kira juga butuh sentuhan personal, misalnya mengucapkan lewat inbox, sms, atau telpon. Kalau dulu dengan kartu ucapan. Saya kira sentuhan ucapan ini akan lebih nendang dihati.

Ucapan selamat lewat dinding Facebook, saya kira ”Bukan karena mereka peduli terhadapmu, tapi karena mereka ingin menunjukkan bahwa mereka peduli terhadapmu”

Selain ucapan selamat yang privat, saya kira orang juga menyukai kejutan-kejutan kecil.

Hadiah mungkin salah satunya. Tapi sebenarnya, bukan karena semata-mata harga dari hadiah itu. Hadiah yang sangat diharapkannya. Hadiah yang mungkin mahal kedengarannya. Bukan. Bukan itu. Tapi, saya kira lebih karena cara bagaimana hadiah itu sampai kepadamu.

Mungkin, hadiah itu datang tanpa pesan apa-apa, hanya hadiah sederhana saja, tapi siapapun tahu bahwa hadiah itu sangat bermakna dalam. Jika itu datang dari orang tua atau saudara-saudaranya, tentu akan semakin membuatnya cinta dalam nuansa kekeluargaan. Kalau hadiah itu datang dari teman, itu semakin membuatnya cinta dalam balutan persahabatan.

Dan, kalau hadiah itu datang dari seseorang. Yang, mungkin biasa saja, mungkin dari seseorang yang kau abaikan selama ini. Itulah surga yang selama ini tak kau kira. Sepotong rahasia tentang lorong kehidupan yang belum pernah kau masuki.

Seseorang di hari ulang tahunnya. Ia saya kira tak begitu menginginkan apa-apa. Selain mimpi-mimpi yang ingin dikejarnya sendiri. Ucapan selamat, hadiah itu hanya semacam obat rindu sebentar saja untuk mengarungi samudera luas yang diam-diam ingin ditakhlukkannya.

Lalu, bagaimana kalau seseorang di hari ulang tahunnya sedang ingin sekedar mendapat ucapan selamat dari seseorang yang dicintainya. Tapi, ternyata ucapan itu tak ada.

Ya, mungkin hanya ada dendam di dada. Dendam yang tak selamanya buruk. Dendam bahwa tak perlu terlalu mengharapkan siapapun peduli terhadap dirinya. Yakin pada usaha kemandirian dirinya. Lalu, Ia lantas sadar bahwa Alloh satu-satunya tempat bergantung, satu-satunya harapan terakhirnya. KepadaNyalah doa-doa lirih bersenandung untuk cita-citanya. Untuk mimpi-mimpinya. (*)


Rumah Senja: 09 September 2011


*Penulislepas, tinggal di @Senjakarta.

4 Responses to "Seseorang di Hari Ulang Tahunnya"

Anonim mengatakan...

met ultah, senja...

Pinokio mengatakan...

SELAMAT ULANG TAHUN, Semoga Panjang Umur dan Sehat Selalu, Komentar juga ya di blog saya www.memebee.net

Anonim mengatakan...

luar biasa alamat blog ini pernah nimbrung di majalah sabili edisi 2007.... selamat ualang tahun..

wahyumedia mengatakan...

salam kenal, dari blogger Surabaya...