Pemburu Emas


Pemburu Emas
Oleh
Yons Achmad*


“Jika kita bukan orang beruntung,
Lupakan niat bertindak bodoh”

(Seseorang entah siapa)


Apa yang kau pikir tentang emas? Banyak pendapat tentangnya. Tapi, katakan saja itu simbol kekayaan. Manusia, saya kira semuanya kepingin kaya. Tak ada yang pingin hidup melarat. Manusia, kebanyakan memang bernafsu memburunya. Bagaimana kisah manusia pemburu emas itu?

Saya tak sengaja memungut kisahnya. Lewat sebuah majalah yang saya beli di emperan Pusat Grosir Cililitan (PGC). Entah kenapa saya kebelet menceritakan kembali khusus untukmu. Saya merasa kisah ini cukup menawan. Yah siapa tahu kau juga tertarik. Baiklah, saya ceritakan ulang dengan bahasa sendiri.

Dr. Russell Cornwell. Seorang pendidik pada sebuah kampus. Guru ini tak bosan-bosannya menceritakan sebuah kisah bagi anak-anak didiknya.

Alkisah, ada seorang petani yang hidup pada sebuah pedesaan. Sebut saja namanya Pak Sukro. Dia memutuskan menjual tanah pertaniannya agar bisa berkeliling dunia sebagai pemburu emas. Dia beranggapan, hanya emaslah yang dapat mengubah hidupnya sebagai petani biasa menjadi seseorang yang kaya-raya.

Sayangnya, setelah bulan dan tahun terlewati tak pernah berhasil menemukan sebongkah emaspun. Malahan, hidupnya makin menderita dibanding nasibnya sebagai petani yang dulu. Mimpi menjadi orang kaya. Hanya sebatas mimpi yang tak pernah jadi kenyataan.

Sebaliknya, Pak Onno, tetangganya yang membeli lahan pertanian Pak Sukro, pada suatu waktu menemukan batu aneh saat mencangkul tak jauh dari rumah sederhananya. Batu aneh itu disimpan baik-baik oleh Pak Onno pada sebuah lemari miliknya di ruang tamu.

Suatu hari, ada tamu yang melihat batu itu dengan takjub “Hai, astaga, ini bukan batu biasa, ini emas, di mana kamu mendapatkannya”. Seketika itu juga Pak Onno menjadi kaya raya. Ditambah pula, setelah diadakan penggalian, ternyata di lahan pertanian yang dibelinya itu menyimpan banyak kandungan emasnya.

***

Itulah sebentuk kisah tentang kebodohan dan keberuntungan. Kebodohan yang kadang tak sadar masih saja kita kerjakan. Pak Sukro, adalah sekedar ilustrasi untuk menggambarkan kita yang silau dengan kesuksesan orang. Tak terlalu keliru. Tapi ada hal terlupa yaitu potensi yang dimilikinya.

Kalau mau menggeser sedikit pandang, menengok ke dalam, terdapat potensi yang sama-sama bisa menghasilkan. Khusus bagi anak-anak muda, rasanya benar juga, tak perlu terlalu bergantung pada orang lain untuk meminta-minta pekerjaan. Longok ke dalam. Tentang latarbelakang pendidikan yang dimiliki, tentang keterampilan yang dipunyai, tentang bakat terpendam yang belum termaksimalkan. Saatnya bekerja mandiri. Lepaskan ketergantungan pada orang lain dan raih keberhasilan. Kata kuncinya, bukan bisa atau tidak bisa. Tapi, mau atau tidak mau. (*).



*Praktisi media. CEO Kanetwork Indonesia

0 Response to "Pemburu Emas"