Sepasang Sayap













Sepasang Sayap
:yons achmad*

Tak ada yang terbang terlalu tinggi,
jika ia terbang dengan menggunakan
sayapnya sendiri.

(William Blake)

Sayap. Kata ini tentu tak benar-benar merujuk pada arti sebenarnya. Yang pasti sayap menjadi berguna dengan baik ketika ada sepasang. Satu sayap tentu tak seimbang. Makanya, mau tak mau sayap mesti sepasang. Ini fakta kehidupan yang setiap orang mengamininya. Begitulah, dunia memang menjadi menyenangkan jika ada sepasang-sepasang. Ada siang ada malam, ada dingin ada panas, ada hujan ada kemarau, ada lelaki ada perempuan. Disitulah kita melihat keagungan Tuhan.

Tentang sayap. Ia mesti sepasang. Dalam berbagai hal, mulai dari soal bisnis, pergaulan sosial maupun hubungan spesial terhadap seseorang. Sayap. Saya yakin, itu sebenarnya rahasia untuk meraih harapan, meraih mimpi-mimpi. Sayap. Sesuatu yang membuat kita bisa terbang mengangkasa meraihnya.

Memang, ada sayap yang rapuh, ada sayap yang kuat. Itu yang membedakan seberapa jauh, seberapa tinggi terbang kita. Keduanya harus sama-sama kuat, saling mendukung, saling mengepak seiring seirama. Jelas, tak kan pernah ada sayap bisa menerbangkan badan ketika mengepak seenaknya sendiri, mengepak tak mempedulikan sayap yang lain.

Sayap, saya sekarang mengartikannya sebagai partner.

Ya. Dalam kehidupan ini kita tak mungkin dapat hidup sendiri. Kita memerlukan partner. Dalam urusan apapun. Kegiatan bisnis, akademis, amal sosial maupun hubungan spesial antara lawan jenis. Partner yang baik senantiasa berjalan seiring, sevisi, sehati. Jika ini bisa dipraktekkan, kelak akan bisa mewujudkan mimpi-mimpi besar.

Makanya, dalam hidup ini saya selalu mencari partner semacam ini.

Dalam urusan bisnis, saya berpartner dengan Jonru, pendiri situs penulis lepas dan pengelola sekolah menulis online (SMO). Dalam urusan ini, saya membantu mengurusi situs (menjadi web content editor) situs penulis lepas, situs belajar menulis dan juga sekaligus moderator milis penulislepas. Selain itu, membantu promosi offline sekolah menulis yang dikelolanya.

Dalam berpartner ini, kita sering sharing (berbagi) gagasan mengenai strategi bisnis yang sedang trend. Dalam berpartner memang selalu ada timbal balik. Saya membantu pekerjaan-pekerjaannya, Bang Jonru juga tak pelit berbagi informasi mengenai peluang job yang bisa saya kerjakan ketika mengelola jasa konsultan media saya, komunikata.net. Begitulah dalam urusan bisnis.

Dalam urusan sosial (komunitas), saya bergabung dengan Forum Lingkar Pena (FLP) Pusat, Deblogger (Blogger Depok), dan juga Komunitas Sekolah kehidupan. Dari komunitas tersebut saya banyak mendapatkan update informasi seputar kepenulisan dan blogging. Tak kalah seru, saya juga bergabung dalam komunitas Communicare Institute (CoIn), sentra kajian media dan budaya massa. Komunitas kecil yang sangat peduli terhadap gerakan melek media (media literacy).

Dalam komunitas terakhir ini, kami juga sering menamakan diri “Geng Friday Jazz” sebab sering mengadakan pertemuan rutin sambil menikmati Jazz di Margo City Depok. Saya selalu rindu bertemu dengan mereka ini.

Terakhir, tentu partner yang spesial. Tak lain tak bukan adalah sahabat terdekat. Saya masih lajang dan sedang ingin menghindari kata pacaran. Saya lebih suka menyebutnya sahabat dekat. Sebuah keindahan tersendiri ketika dia ada dan saling mendukung, saling membantu serta menguatkan.

Begitulah, dalam hidup memang butuh sepasang sayap (partner). Dan bersamanya mewujudkan mimpi-mimpi kita. [ ]

Rumah Kelana : 3 Maret 2010/ 11.28


*Penulis, tinggal di pinggir Jakarta. Owner Komunikata.Net

1 Response to "Sepasang Sayap"

Linda mengatakan...

bahagia liat mereka yang sudah menemukan sayap, semoga bisa saling mengisi dan mengerti