Suami Tanpa Istri









Suami Tanpa Istri

:yons achmad*


Saya kembali menemukan wajah ketegaran. Karena tugas saya hanya bercerita, hari ini akan saya kisahkan kepada kawan-kawan semua. Sebuah kisah yang saya dapatkan ketika berkunjung ke seorang tukang cukur rambut. Pada sebuah senja, selepas sholat ashar, saya sengaja datang ke Mas Ozan, sebut saja namanya begitu. Tukang cukur rambut yang mangkal di daerah Cikeas. Saya suka memangkas rambut di tempat itu sebab ruangan ber AC, jadi lumayan nyaman, handuk yang digunakan juga sekali pakai. Ditambah, harganya cukup murah. Cocok dijadikan langganan.


Saya meminta memangkas rambut sampai 1 centi, alias potong cepak. Sengaja, saya revolusi rambut saya. Kali ini alasan praktis saja. Saya kadang dibuat ribet ketika harus cepat-cepat bertemu klien, rambut masih berantakan sementara saya lupa membawa sisir, akhirnya penampilan kurang meyakinkan. Makanya, akhir Januari ini tampilan rambut cepak bukan untuk gaya baru, tapi sekedar alasan praktis. Yah, siapa tahu mendukung ke efektifan kerja.


Saat pelan-pelan memangkas rambut, Mas Ozan mulai bercerita.

Saya khusuk mendengarkan...


Mas Ozan, lelaki berumur 39 tahun. Asal Padang. Baru saja merasakan kesedihan. Ditinggalkan seorang istri yang begitu ia sayangi. Tak tanggung-tanggung, tanpa proses perceraian yang sah, istrinya pergi dan menikah lagi dengan lelaki lain. Episode kisah yang jarang terjadi, tapi benar-benar nyata adanya.


Mas Ozan awalnya memang ada sedikit masalah dengan istrinya. Soal keuangan. Saat bekerja di kampung halamannya, Padang, rupanya belum bisa mencukupi nafkah istrinya. Ia sudah bekerja keras berusaha menafkahi itrinya, tapi rupanya belum bisa diterima istrinya. Lantas, dengan berat hati merantau ke Jakarta, demi sebuah tanggungjawab keluarga. Namun malang, bukan uang cukup di dapatkan, justru saat bekerja di Jakarta inilah ia ditinggalkan oleh istrinya.


Setelah beberapa bulan di Jakarta, ia mendapati kabar istrinya di kampung sudah menikah lagi. Dengan seorang lelaki yang katanya bergaji Rp 3 juta/bulan. Lelaki itu sekarang membawanya ke Batam. Jelas, Mas Ozan begitu syok mendengar kabar ini. Setelah ia mencari tahu informasi selengkapnya, ternyata memang benar istrinya telah menikah dengan lelaki lain, padahal ia masih begitu menyayanginya.


Rupanya, penyebabnya adalah salah informasi. Di kampung, istrinya mendapat kabar kalau Mas Ozan di Jakarta telah menikah dengan perempuan lain. Padahal tak demikian. Entah, fitnah itu siapa yang menghembuskan. Alasan itu yang membuat istrinya memutuskan nikah saja dengan orang lain. Saya tak tahu kisah yang sebenarnya. Yang saya tahu cerita versi Mas Ozan semacam ini.


Atas kejadian itu, kini statunya adalah suami tanpa istri. Ia masih begitu sayang kepada istrinya. Ingin istrinya kembali kepadanya. Tapi, ia tak tahu harus mencari ke mana. Alamat di Batam tak diketahuinya. Sementara, komunikasi tak bisa dilakukan dengan istrinya yang telah meninggalkannya itu.


Bersama anak-anaknya, sekarang ia masih tinggal di Jakarta. Ia mengaku masih sedih, masih tak terima dengan keadaan yang menimpanya. Tapi, berkat anak-anaknya, ia mencoba tegar menjalani hidup. Ia memang mengaku salah. Belum bisa menjadi suami yang baik Tapi, tiba-tiba ditinggalkan dengan alasan yang tidak jelas, tidak benar masih membuat dia sakit hati.


Yang ia tahu, ia kini masih bertahan dengan bekerja semampunya. Demi untuk menyambung hidupnya beserta anak-anaknya. Senja itu, setelah selasai mencukur rambut saya berterimakasih kepadanya atas cerita itu. Dan, berdoa semoga ia tetap berjiawa besar. Dari Mas Ozan juga, saya belajar tentang ketegaran. Bahwa kadang hidup memang tak sesuai dengan yang kita harapkan. Tapi, hidup harus terus berjalan. Satu mimpi belum tercapai, masih ada ribuan mimpi lain.[]


*Penulis. Owner Komunikata.net

1 Response to "Suami Tanpa Istri"

Aan Ratnasari mengatakan...

Owner tuh sapa? jadi ingat dosenku yang seorang wartawan dan jurnalis,,,