Mimpi Tak Cukup

Mimpi Tak Cukup
: yon’s revolta



~dunia bergerak begitu cepat sekarang.
saat seseorang berkata sesuatu tak bisa dilakukan,
sesungguhnya dia sudah diinterupsi orang
yang telah dapat melakukannya~

Elbert Hubbard (Penulis)


Setiap orang pasti mempunyai mimpi. Ia yang senantiasa menjadikan langkah kakinya berderap lincah, pikirannya bergerak cepat dan hatinya selalu merenung memikirkan jalan terbaik yang mesti dilaluinya. Seorang yang begitu menggengam erat mimpinya, hidupnya cenderung dinamis, sangat menyukai bau pagi, bangun mendahului ayam berkokok atau tukang sayur yang bergegas belanja ke pasar untuk dijual kembali di komplek perumahan. Dengan mimpi dalam dirinya, ia menuju satu titik, menuju satu jalan terang, sebuah fokus gerak menuju sebuah pulau kebahagiaan. Itulah akhir sebuah petualangan, kemudian melangkah menyongsong pada impian berikutnya.

Impian itu beda dengan lamunan. Ada perbedaan mendasar antara keduanya. Ada contoh kasus menarik yang perlu dihadirkan disini. Seperti Mahar dalam novel best seller “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata. Mahar menunggu keajaiban datang menjemput. Yakin bahwa dengan kemampuan yang ada dalam dirinya, orang-orang akan datang memberikan pekerjaan, memberikan kabar gembira kehidupan tanpa harus bersusah payah menjemputnya.

Ya, mahar kala itu terjebak dalam lamunan, bukan impian. Ia begitu percaya diri bahwa kehidupan yang baik, kehidupan yang layak, kehidupan yang bahagia akan datang dengan sendirinya. Pada akhinya, ia menyadari bahwa semua itu hanya lamunan belaka, isapan jembol yang tak akan pernah ditemukan pada fase masa depannya. Maka, Mahar pun mengubah lamunan menjadi impian. Ia menulis banyak artikel budaya yang dipublikasikan pada khalayak luas. Lambat laun, orang mengakui kepakarannya. Dan, pelan namun pasti akhirnya ia bisa bekerja pada posisi yang terhormat sesuai dengan bidang yang digelutinya.

Barangkali, harus jujur mengakui, saya juga pernah bertahun-tahun terjebak dalam kubangan lamunan yang sia-sia. Saat itu saya diam-diam bangga menjadi seorang pemimpi hebat, padahal sebetulnya hanyalah pelamun yang menyedihkan. Banyak orang yang sebenarnya telah memperingatkan keadaan saya itu, tapi saya selalu egois dan tak peduli apa kata orang. Seiring waktu berjalan, dan menyadari hidup semakin senja saja, sejak saat itulah tekad untuk mengubah lamunan menjadi impian muncul.

Dan, tanpa disadari juga, ternyata mimpi saja pun tak cukup. Segunung mimpi yang indah, ternyata jauh lebih menyenangkan secuil kebahagiaan yang nyata. Atas dasar itulah, yang paling penting kemudian sesungguhnya bukan berbangga dengan segunung impian. Tapi sesungguhnya, persoalanya lebih pada bagaimana merasakan kaki berjalan melewati kerikil-kerikil tajam kehidupan. Menjemput impian itu.

Merasakan tetes keringat membasahi badan, mengusir debu-debu masalah yang mengotori cita-cita kehidupan. Inilah konsekuensi yang harus dijalani siapapun yang coba-coba berani punya mimpi. Ia yang tak kuat menahan beban, ia yang selalu mengeluh pada keadaan, ia yang rapuh dan cengeng menghadapi masalah yang dihadapinya, tak usahlah punya mimpi saja. Lebih baik hidup mengalir mengikuti arus nasibnya tanpa perlu harus marah ketika ada orang atau siapapun yang mencemooh dan mengejeknya. Saya tak mau hidup mengalir seperti itu.

Kini, hari dimana saya masih diberikan kesempatan bisa menulis , saya diam-diam juga masih menyimpan segenggam impian yang membuat gemas saja, ingin sekali segera terwujud dalam hidup. Cukup saya dan Tuhan saja yang tahu impian sebenarnya. Yang harus saya lakukan sekarang adalah BANGUN dan LAKUKAN. Tentu dengan sebuah keyakinan yang tinggi bahwa nasib akan selalu berpihak kepada saya.

9 Responses to "Mimpi Tak Cukup"

Fatah mengatakan...

betul pak ! "Allah tidak akan merubah nasib kita sebelum kita berusaha merubahnya" :)

Anonim mengatakan...

dan kini saatnya bangkit ...
betul pak.. hihihihi

ini lagi berusaha berdiri ..

Anonim mengatakan...

Asl...mas Yon's

Seteju, tp mimpi tak selalu berubah jadi kenyataan, karna ia hanya singgah sebentar dlm bunga2 tidur, tapi impian akan slalu membuat jiwa bergerak dan berusaha mewujudkannya.

ok deh..thanks mas..udah ingatin...
oiya salam kenal dari sy.

Anonim mengatakan...

oi ya langsung sy link aja yah ?

biar jadi sahabat senja....ehe..(canda)

Anonim mengatakan...

Orang Melamun>Orang Berfikir>Orang Berbicara>Orang Menulis>Orang Berbuat/Bekerja>Orang Berbuat/Berkerja dgn Ikhlas....


Smoga Kita bisa terus meningkatkan diri menjadi orang-orang yang senantiasa berbuat dengan Ikhlas...

Anonim mengatakan...

Hm,Jadi pensaran dengan mimpinya. Ceritaaaa, kali aja bis jadi bahn inspirsi blogger yang lain. Terima kasih tulisannya. Semuanya sangat bermanfaat. Syukron.

Unknown mengatakan...

bener2 ngasih inspirasi & semangat , moga mimpimu segera terwujud bro..

best regards' ,yun

@dewikhami mengatakan...

Saya juga.... merasa seperti itu :)

Tiarasha mengatakan...

setuju!!!
i like this post... thanks mas yon's