Perempuan Tak Biasa

Perempuan Tak Biasa
~yon’s revolta~


Perempuan itu sibuk sekali…

Malam merambat pelan. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 01.25. Perempuan itu masih saja setia dengan pekerjaannya. Larut di depan layar komputer pada sebuah warnet. Berteman barisan kata yang dipencetnya, kadang cepat sekali, kadang pelan. Seolah memainkan sebuah irama tersendiri. Irama kerja yang dijalani bertahun-tahun, ya, bertahun tahun lamanya. Malam itu, saya mendapatinya sedang sibuk memasukkan materi-materi kuliah pada sebuah situs sebagai bahan ajar di kampusnya.

Serius sekali dia. Apakah dia seorang workaholic, sangat “gila” kerja ?. Entahlah. Katanya “Ini harus saya kerjakan sekarang, agar lebaran bisa tenang”. Ooo…, rupanya ada target tersendiri. Semua pekerjaan harus selesai sebelum pulang kampung. Malam itu dia ngebut, menuntaskan pekerjannya. Menurut ceritanya, tak banyak rekan kerjanya yang familiar dengan teknologi, khususnya internet. Jadi, mau tak mau, karena dia lama tinggal di luar negeri dan sudah akrab dengan yang namanya teknologi, ya, mau tak mau dia yang meng-handle pekerjaan itu. Hal itu dilakukannya dengan senang hati.

Saya memang belum lama mengenalnya. Tapi sudah akrab, ini menurut pendapat saya. Setidaknya saya merasa sok akrab saja. Bukan apa-apa, saya paling suka menemui orang yang berilmu dan serius dalam setiap pekerjaan. Nah, perempuan ini salah satunya. Dia cerdas, setiap kali ngobrol dengannya pasti ada ilmu baru yang saya dapatkan. Baik ilmu yang menyangkut soal akademis, maupun kisah-kisah kehidupan yang dialaminya. Selain itu, pembawaannya juga asik. Pintar berkomunikasi dan bergaul dengan siapa saja. Bahkan, tak sungkan untuk ngobrol informal dengan mahasiswa di emper perpustakaan atau taman kampus.

Dia itu perempuan tak biasa…

Yang membuatnya beda banyak, diantaranya tak begitu bergantung pada orang lain. Semangatnya adalah kemandirian. Segala pekerjaan, kalau memang bisa dilakukannya, ya dikerjakannya sendiri. Selain itu, dia tak suka gembar-gembor bicara soal emansipasi wanita, ngomong soal feminisme atau sesuatu yang kerap dibincangkan oleh para aktivis perempuan. Namun, dalam kehidupan keseharian justru apa yang dilakukannya itu sudah mencerminkan bagaimana soal kesetaraan mesti dijalaninya.

Dalam sebuah forum misalnya, dia selalu angkat bicara mengenai ilmu yang menjadi kompetensinya. Disana dia bertarung wacana, tak mau kalah dengan “para lelaki”. Kalau merasa tidak tahu mengenai sebuah persoalan, jujur dikatakannya “Maaf, saya tidak tahu soal ini”. Sebuah contoh sikap rendah hati. Jarang kan ada akademisi yang mau mengakui keterbatasan ilmunya. Yang banyak, tentu akademisi yang kerap mengumbar wacana yang kadang belum tentu benar. Kalau dikritik, tak mau, gengsi. Dia beda, pintar tapi rendah hati. Saya tak akan memujinya berlebihan. Hanya, mau bersikap adil saja. Setidaknya, hanya mau berkata “Ini loh ada akademisi yang patut dicontoh”.

Suatu kali, di hari minggu dia masih saja bekerja. Saya iseng nyeletuk. “Hari minggu kok masih kerja, nggak liburan atau bersantai sejenak, Mbak?”. Eh, dibalasnya “O..tidak bisa”. Rupanya, dia tak setuju dengan kata “santai”. Dalam kamus hidupnya, tak ada rumus “santai”. Kemudian dia cerita sebuah hadist nabi. Intinya, kalau orang itu tahu rintihan orang yang sudah mati dikubur, ia tak akan bersantai-santai, ia akan menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat. Mendengar nasehatnya, saya hanya nyengir malu lantas mengiyakan pendapatnya, sambil merasa bersalah. Ah…dia memang perempuan tak biasa.(yr).

Kota Senja, 7 Oktober 2007.

9 Responses to "Perempuan Tak Biasa"

Anonim mengatakan...

Bro, kenalin khadijah-nya donggg...

penakayu mengatakan...

khatidjah itu "bayang=bayang" :-p

Anonim mengatakan...

Beliau perempuan yang tak biasa, rendah hati dan baik...

Btw, namanya siapa???

penakayu mengatakan...

nama tak penting...

yang penting sudah kuabadikan bagaimana sifat baiknya. semoga bisa menjadi teladan bagi yang lain :-)

Anonim mengatakan...

aku tau namanya...aku tau namanya...hehehe!

bayar uang tutup mulut dulu punk, baru aku diam! kqkqkq...TRAKTIIIRRRR ;)

penakayu mengatakan...

ah baru dugaaan...

ok dech doakan aku tgl 27 bisa ke jkt, mo ikutan pesta blogger. yah kalo ada uang lebih sich :-p

Anonim mengatakan...

Sebaiknya yang tidak biasa itu menjadi biasa saja ya..alias sudah biasa..gara2 yang tidak biasa itu sudah menjadi kebiasaan...
halah..apapula ini...

penakayu mengatakan...

hal ini beda...

karena aku baru menyaksikan dan pertama kalinya...

yah, kesan pertama yang beda gitu kali ganti..:-)

Zawawi mengatakan...

rasa simpati, kesan pertama yang menggoda, wah jangan-jangan....