Salah Itu Biasa

Salah Itu Biasa
Oleh
Yon’s Revolta

Mengakui kesalahan
dan melakukan perubahan
atas kesalahan adalah bentuk tertinggi
dari penghormatan pada diri sendiri.

(John Mccloy)

Siapa sih orang yang tak pernah salah ?. Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Ketika orang berbuat salah, memang merugikan. Bagi diri sendiri, lembaga (institusi) maupun orang lain. Kadang membuat repot banyak orang juga setelahnya. Tapi, fenomena kesalahan tentu saja jangan membuat kita takut untuk berjalan menatap masa depan. Yang terpenting, kita tidak melakukan kesengajaan ketika berbuat salah itu diawalnya.

Jika kita pernah berbuat salah. Ya sudah, akui saja. Menurut pengalaman pribadi saya, terlalu mencari alasan sebagai pembenaran atas kesalahan, justru malah merepotkan saja. Pusing mencari argumentasi yang sekiranya cocok untuk melakukan pembelaan atas diri sendiri. Tentu cara yang demikian hanya menghabiskan banyak waktu saja. Hasilnya, kadang malah membuat kita sendiri bingung dan orang lain semakin sebal saja terhadap kita.

Ini khusus nasehat untuk diri sendiri. Kalau memang saya melakukan kesalahan, akui dan renungi. Sampai, bisa menginspirasi diri sendiri agar kelak, dikemudian hari tidak melakukan kesalahan yang sama. Selain itu, tentu meminta maaf kepada orang-orang yang sekiranya telah dirugikan atas kesalahan yang saya perbuat. Harapannya, untuk menetralkan keadaan. Kalau orang tidak memberikan maaf, ya silakan, yang penting permintaan maaf telah saya sampaikan.

Begitulah saya memaknai kesalahan...

Sekarang bagaimana ketika mendapati orang yang melakukan kesalahan. Saya berpendapat begini, salah itu biasa. Ya, dalam pandangan saya, ketika orang melakukan kesalahan, biarkan apa adanya. Tak usahlah terlalu dibesar-besarkan. Tak usah membebani lagi dengan ikut-ikutan menyalahkan orang itu. Betapa tidak enaknya saat seseorang salah, bertubi-tubi orang lain menyalahkan. Bayangkan saja seandainya yang demikian menimpa kita. Menyakitan, sudahah pasti. Apalagi orang yang selama ini tak kita kenal, ikut-ikutan menyalahkan juga.

Terakhir, saya hanya ingin mengatakan tentang bagamana cara kita memandang kesalahan orang lain. Orang yang melakukan kesalahan, tentu dia bingung. Dia tentu ingin keluar dari masalah yang sedang melandanya. Misalnya kita sedang menghadapi orang itu, apa yang kita lakukan..?. Menyalahkannya terus-terusan, tak akan merubah keadaan, percayalah !. Malah, kadang begitu membekas dalam hatinya. Bekas dengan noda hitam. “Ah, orang ini bisanya cuman menyalahkan saja, boro-boro memberi solusi”.

Tepat. Yang perlu kita lakukan bagi teman, tetangga atau saudara kita yang tengah tertimpa kesusahan atas kesalahan yang dilakukan adalah berikan solusi. Bukan melulu menyalahkan saja, tak ada gunanya. Kalau ini yang dilakukan, semua orang juga bisa. Kalau memang belum bisa berikan solusi, setidaknya dinginkan keadaan, buat mereka tenang, yakinkan bahwa jalan terang itu tentu ada. Hibur sebisa kita agar pelan-pelan bisa kembali menggunakan pikiran jernihnya sehingga akal sehatnya bisa bekerja untuk sebuah jalan keluar terbaik. Begitulah tindak kita seharusnya, laku bijak kita...

Rumah Kelana, 18 Agustus 2007

0 Response to "Salah Itu Biasa"