Bisnis Orang Kreatif

Bisnis Orang Kreatif
Oleh
Yon’s Revolta

Di dunia bisnis, kreatifitas mendatangkan untung lebih banyak. Setidaknya ini yang saya pahami. Saya memang bukan seorang wirausaha atau pedagang. Masih menjadi pengamat saja, belum terjun kedalamnya. Tetapi tak ada salahnya angkat bicara dalam dunia bisnis karena cara inilah yang juga dilakukan oleh Rasulullah, beliau disamping sukses menjadi pemimpin negara, juga sukses menjadi seorang pebisnis. Semoga setelah saya menulis catatan ini ada semangat baru untuk memulai berbisnis secara serius. Hari ini saya akan bercerita kepada Anda tentang kreatifitas bisnis yang saya temui di kota tempat saya menempuh pendidikan saat ini, kota Purwokerto.

Bagi Anda seorang pedagang besar dan maupun wirausahawan ulung, boleh abaikan cerita saya. Tapi bagi siapa saja yang sedang belajar berbisnis, luangkan waktu sejenak saja untuk sekedar membaca cerita saya ini, siapa tahu bisa mendatangkan inspirasi dalam mencari celah serta ide brilian untuk sebuah usaha baru nantinya. Siapa tahu pula, Anda justru mempunyai cerita seru lagi tentang sebuah bisnis yang menguntungkan, halal dan gampang sehingga saya bisa belajar dari Anda.

Nama usaha kreatif itu adalah “Tela-Tela”, sebuah merak datang. Sekitar 10 gerobok bisa ditemukan di sepanjang kampus. Produknya, berasal dari ketela pohon, dipotong kecil-kecil, digoreng, dikasih bumbu tabur (rasa keju, jagung, balado dll). Satu bungkus dijual seharga Rp 3.000. Penggagas ide bisnis ini kreatif, dia bisa membangun bahan dasar ketela yang selama ini citranya adalah makanan “ndeso” menjadi lebih terkesan makanan “kota”. Entah, siapa yang menggagasnya, sampai saat ini saya belum menemukan orangnya. Yang pasti, bisnis itu sedang marak di Purwokerto dan mencuri perhatian para pelaku bisnis yang sudah bermunculan sebelumnya.

Bisnis tersebut juga cukup efektif. Dalam arti dijalankan oleh satu orang saja bisa. Bermodalkan satu gerobak, tentunya berisi peralatan seperti kompor, wajan , minyak goreng serta bahan dasarnya, yaitu ketela pohon beserta bumbunya. Selain itu, beberapa kursi plastik untuk tempat duduk pembeli yang biasanya menunggu 3-5 menit sampai produk siap dibungkus dan diberikan. Cukup simple. Bisnis tersebut juga tidak memerlukan tempat yang luas, cukup mangkal di pinggir jalan yang mungkin hanya dikenai pajak beberapa rupiah saja. Sebagai usaha kecil, penghasilan dari usaha itu lumayan. Tentu saja, yang paling banyak untungnya adalah bos dari pemilik usaha waralaba tersebut. Tinggal menerima setoran saja dari 10 gerobak usahanya, bahkan jika dimekarkan, usahanya tentu lebih banyak menguntungkan lagi secara finansial.

Sekali lagi, apa yang saya ceritakan ini sebagai contoh kasus saja. Anda bisa mengabaikannya atau menjadikannya referensi untuk sebuah usaha baru yang belum ada sebelumnya. Bisnis memang memerlukan ide-ide kreatif, sesuatu yang baru. Ia tidak datang dengan sendirinya, pencarian peluang, pemikiran masak-masak disertai perhitungan yang matang bagi sebuah usaha, inilah nilai lebih dari sebuah ide kreatif para pebisnis. Dan, seperti rumus dalam bisnis, khususnya wirausaha mandiri. Persoalan latarbelakang pendidikan tidak terlalu penting. Ketajaman membaca peluang, inilah yang diperlukan.

Kini, bagi Anda yang tertarik memulai usaha baru. Selamat datang didunia bisnis. Mulailah dengan ide-ide kreatif, sesuatu yang baru, sesuatu yang belum ada sebelumnya. Bagi orang daerah, tak perlu lah terlalu bernafsu “Mengejar Jakarta”. Lebih enak membuka usaha sendiri, berwirausaha dengan kreasinya masing-masing. Tantangan tentu ada, hal ini wajar dalam dunia bisnis. Nah, sepertinya berwirausaha mandiri perlu mendapat apresiasi lebih bagi siapa saja, disamping ikut juga ikut membantu pemerintah mengurangi pengangguran. Sungguh mulia bukan. Khusus bagi pengusaha muslim, jangan lupa zakat 2,5% untuk membantu sesama dan sekaligus membersihkan harta kita.

Kota Satria, 21 Februari 2007
(Yang mendadak punya ide bisnis)

11 Responses to "Bisnis Orang Kreatif"

pyuriko mengatakan...

Mungkin harus dicari dulu kali bisnis yang cocok dengan orangnya, kalo aku apa yaa...???

penakayu mengatakan...

Iko mah udah mapan, mending jadi penulis aja ^_^

Bayu Bergas mengatakan...

Bisnis tanah pekuburan, itu sangat menjanjikan. hehehe... (serius)

penakayu mengatakan...

ho oh bener, tapi kayaknya daku tak berminat he he

Anonim mengatakan...

asik bisinis tribal..hehheheh..
aku juga ga lupa zakat lho..hehehhe

pyuriko mengatakan...

Jadi penulis,... kaget.com

Waahhh, mesti banyak belajar dulu nih.... :D Insya Allah,.. semoga bisa jadi penulis deh.... amin.

kuss indarto mengatakan...

kalo di pwkerto tuh "tela" ato "budin" ya? hahaha. (Bocah Jatilawang, Banyumas kiye)

penakayu mengatakan...

Buat escoret, bagus lah inget bayar zakat, bisa membantu sesama :-)

penakayu mengatakan...

Biat Kiko, kan enak jadi penulis, kalau mau nyari referensi, tinggal baca di perpus paramadina yang bukunya buuuanyak gt loch ^_^

penakayu mengatakan...

Buat Bang Kus, benar, harusnya bikin "Budin-Budin" gt yah. Maklum, idenya tuh keknya dari orang Jogja, jadi namanya "Tela-tela". Bhs ndesonya sih telo, biar keren jadi tela ^_^

Anonim mengatakan...

Hehe anak kecil aja bisa kreatif :)
Yah kita- kita yang udah dewasa pasti bisa dech...

Apalagi kalo udah kepaksa.. :P

http://rahasia-bisnis.blogspot.com
http://aneka-cd.t35.com