Penulis Yang Menggugah

Siapakah penulis yang menggugah..? Tentunya, Anda punya jawaban sendiri tentang pertanyaan itu. Bagi saya, penulis yang menggugah adalah dia yang dengan tulisannya bisa menggerakkan orang yang membacanya melakukan tindakan yang lebih baik dari sebelumnya hingga membuahkan hasil positif bagi kehidupannya. Tulisan itu bisa berupa artikel, cerpen bahkan novel sekalipun. Pembaca mencermati tulisannya, merenungkannya hingga membuatnya termotivasi untuk melakukan sesuatu seperti yang didedahkan dalam karya itu. Kalau penulis berhasil memikat pembaca semacam ini, oh sungguh mulianya dia.

Di Purwokerto, kota kecil yang dingin ini, saya mempunyai kawan yang saya anggap salah satu penulis yang menggugah. Dialah Drs Waidi MBA. Dia saya anggap berhasil menggugah pembaca lewat esei-esei pengembangan dirinya. Dia sudah menulis dua buku non fiksi, diantaranya “On Becoming A Personal Excellent” dan satunya lagi “ The Art of Re-Engineering Your Mind for Succes”. Terakhir, saya mendengar kabar darinya, bukunya yang berjudul “Jangan Mau Dibodohi Diri Sendiri” juga sedang dalam proses cetak oleh penerbit besar di Jakarta. Saya menuliskan kisahnya ini untuk sekedar mengapresiasinya. Yah, sesama penulis memang harus saling menyemangati bukan….

Pak Waidi, bisa menghasilkan buku belum lama, tapi proses sebelumnya yang cukup lama, yaitu proses membaca. Ya, dari kecil apa saja dia baca, tak terkecuali koran bekas bungkus makanan pun ikut “dilahapnya”. Begitulah, seorang penulis memang biasanya mempunyai hobi membaca sebelumnya. Maka, kalau boleh ada statemen keras, jangan malas membaca kalau ingin serius jadi penulis. Kira-kira begitu doktrinnya. Intinya adalah membaca, bukan mengkoleksi buku. Kalau sekedar mengkoleksi tapi tidak dibaca, wah, sulit untuk bisa mendongkrak karir kepenulisannya. Kecuali kalau yang dituju bukan menambah wawasan bagi karier kepenulisan, tapi Anda ingin membuka rental buku, ini lain lagi ceritanya.

Terkait dengan bacaan, apa yang kita baca, itulah salah satu sumber inspirasi bagi tulisan kita. Nah, Pak Waidi ini, awalnya suka membaca apa saja. Tapi kemudian dia memfokuskan diri pada hal-hal yang terkait dengan pengembangan diri. Maka, tak heran kalau buku-bukunya juga terkait dengan pengembangan diri. Yang menarik, dia tak melulu mendasarkan pemikirannya pada kekuatan analisis semata, tapi memakai alat bantu “ilmu” sebagai frame nya. Ilmu atau alat bantunya adalah Neuoro Linguistik Programing (NLP), salah satu teknologi pengembangan diri yang ingin merubah persepsi-persepsi keliru pemikiran kita. Sehingga bisa memunculkan kekuatan dan mengantarkan orang menjadi sukses. Begitu kira-kira penjelasannya.

Terkait dengan proses kreatif, dia pernah bercerita kalau menulis dengan sistematika yang ketat bisa jadi sulit. Makanya, Pak Waidi ini mensiasatinya dengan menuliskan artikel-artikel pendek, 3-4 halaman yang ditulis secara rutin. Artikel-artikel itu berbicara tentang tema tertentu. Setelah terkumpul kurang lebih 30-an artikel, barulah dia sodorkan ke penerbit dan jadilah buku. Begitu proses kreatifnya. Tertarik..? Tak ada salahnya jika Anda mencoba mengikuti proses kreatifnya, siapa tahu nanti lebih hebat darinya. Misalnya sebulan bisa buat satu buku karena setiap hari menulis.

Itulah sekelumit cerita tentang Pak Waidi, terserah Anda mensikapinya. Mau mengikuti jejaknya boleh, tidak juga tak apa. Toh, kekuasaan memutuskan ada pada diri Anda. Tugas saya adalah bercerita tentang “Bukan Manusia Biasa”. Orang-orang tercinta yang bisa berkarya bagi orang lain sehingga hadirnya dalam kehidupan ini tak sekedar hanya manusia biasa. Pak Waidi telah menempuh jalan itu. Terakhir, Suatu kali, dengan nada canda dia pernah berkata “ Menulis tidak kaya, tapi puas”. Mendengar kata itu saya hanya tersenyum seolah mengajarkan saya bahwa menulis tak melulu mengejar materi semata, tapi lebih dari itu, yaitu berbagi ilmu. Walaupun begitu, jangan salah, dari dua bukunya, telah masuk pundi-pundi uang ke kantongnya Rp 20 Juta, ini akan bertambah lagi karena karyanya dicetak ulang. Hebat kan.(yon’s revolta)

~Snow Man Alone~
Purwokerto, 13 Desember 2006
Kolumnis @ gmail.com

3 Responses to "Penulis Yang Menggugah"

pyuriko mengatakan...

Aku blom bisa menjadi seorang penulis yang menggugah sprt Pak Waidi dan bung Yon's... bagi kiat2nya donk...

penakayu mengatakan...

Kita belajar bersama aja yah ^_^

pyuriko mengatakan...

Ide yg bagus,....