Dzikir Cinta untuk Ibunda

Dzikir Cinta Untuk Ibunda
Oleh
Yon’s Revolta

Dibeberapa literatur Islam, banyak kita temukan sumber yang membahas tentang sepuluh sahabat Nabi Muhammad SAW yang dijamin masuk surga. Kesepuluh sahabat itu semuanya laki-laki. Kisah-kisah mereka tersebar diberbagai buku sejarah yang kemudian banyak dijadikan rujukan umat Islam jaman sekarang untuk bisa meneladani dan berbuat seperti apa yang sahabat-sahabat tadi kerjakan. Harapannya, tentu untuk bisa mendapatkan dan meraih surgaNya juga.

Sejauh ini, kesepuluh sahabat tadi yang cukup dikenal publik (umat Islam). Padahal, dalam sejarahnya, banyak juga wanita-wanita yang dijanjikan masuk surga. Diantaranya, ada Sumayyah binti Khayat, Asma’ binti Abu Bakar, Aisyah binti Abu Bakar, Ummu Waraqah, Ummu Aiman, Nasibah binti Ka’ah, Ummu Haram dan Ummu Zafar. Kisah-kisah mereka bisa kita baca dalam buku karangan Muhammad Ali Qutb yang berjudul “Bidadari-Bidadari Surga” (Mubasyiraatu bi Jannatun).

Dalam bukunya dikisahkan, Sumayyah adalah sosok muslimah yang mempunyai harga diri (izzah) yang tinggi. Memiliki kesabaran dan keikhlasan luarbiasa di fase-fase awal dakwah Rasulullah. Sumayyah mempunyai suami bernama Yasir. Keluarga ini memproklamirkan diri sebagai keluarga muslim, mengikuti ajaran Muhammmad. Kenyataan ini membuat tidak senang para pemuka masyarakat yang saat itu masih menyembah berhala, Lata, Uzza.

Maka, disiksalah mereka oleh kaumnya, dan hanya akan menghentikan siksanya ketika mau melepaskan diri dari ajaran Muhammad. Namun, Sumayyah dan keluarganya tetap istiqomah, tetap tegar dalam keIslaman dan memegang teguh keyakinannya untuk membenarkan ajaran Muhammad. Dan akhirnya, wanita dan suaminya gugur dimedan kesyahidan. Sumayyah adalah wanita perkasa pertama yang syahid dalam sejarah Islam pada periode awal Islam datang.

Selain itu, ada Asma’ putri Abu Bakar, sang “pemilik dua sabuk”. Kisah yang mengharumkan namanya ketika ia terlibat dakwah dalam peristiwa hijrah. Wanita inilah yang bertugas mengantar bekal makanan untuk Muhammad dan Abu bakar ayahnya ketika hijrah. Asma keluar dari kota Mekah dimalam hari tanpa menghiraukan gelap gulitanya malam, sepi dan sunyinya malam, terjalnya bebukitan dan bahaya binatang buas. Yang ada dalam dirinya, hanya bertawakal kepada Allah agar diberi kekuatan untuk bisa memegang amanah.

Ketika sampai ke Gua Tsur inilah peristiwa sejarah “pemilik dua sabuk” terjadi. Asma’ menyobek kerudungnya menjadi dua. Satu bagian untuk dijadikan sebagai ikat pinggang dan satunya lagi untuk mengikat bekal. Saat itu, Rasulullah memberi kabar gembira atas apa yang telah dilakukan Asma’, kemudian berkata” Sesungguhnya Allah telah mengganti ikat pinggangmu ini dengan dua ikat pinggang di surga”. Sejak itu, Asma, putri Abu Bakar mendapat gelar Dzatu an-nitthqain yaitu orang yang mempunyai dua ikat pinggang.

Masih banyak lagi cerita lainnya. Tentang Ummu Ruman (Zainab), wanita yang dijanjikan surga bukan karena keelokan wajahnya, tapi, ia adalah istri Abu Bakar yang sabar menerima resiko mendampingi suaminya dalam berdakwah, ia adalah simbol wanita pertama yang memikul tugas mendidik, mengarahkan dan membimbing anak-anak mereka.. Tentang Ummu Waraqah, seorang wanita baik hati yang teraniaya dan dibunuh hamba sahayanya sendiri karena iming-iming harta. Tentang Ummu Aiman yang penuh ikhlas merawat Muhammad. Tentang Nasibah binti Ka’ab, bidadari yang terluka dalam perang Uhud. Begitu juga Ummu Zafar, wanita yang sabar dalam keadaan sakitnya.

Saya trenyuh dan haru membaca kisah-kisah wanita hebat itu,
bidadari-bidadari surga itu..
hingga kemudian saya teringat kepada ibunda....

Istaria Sumari, dia hanya wanita sederhana. Tapi, sebagai anaknya, ketulusan, kasih sayang dan ajaran cintanya sampai saat ini masih terus saya rasakan. Dia bukan hanya sosok seorang ibu, tapi sekaligus guru dan sahabat. Mungkin saat ini saya belum bisa berikan yang terbaik untuknya. Karena itu, hanya lantunan doa dan dzikir cinta yang bisa saya berikan untuk Ibunda tercinta

Ya Allah ya Rabbi
Berikanlah kebahagiaan dalam hatinya
Jadikanlah ia wanita yang senantiasa teguh
Memegang ajaranMu
Muliakanlah ia di dunia dan kelak
Berikan kesempatan kepadanya
Untuk bisa merasakan surgaMU

~Lelaki sunyi dalam sepotong mimpi~
Purwokerto, 24 Desember 2006 / 06.15

4 Responses to "Dzikir Cinta untuk Ibunda"

Anonim mengatakan...

Ibu memberi kasih dengan cara yg lebih telanjang, sedang kidung cinta ayah sering hanya menggaung dalam sepi diri dan mencuat dengan cara yg sering tak mudah dimengerti, sampai ketika kita cukup bijak untuk memahami.

penakayu mengatakan...

Untuk ayah, nanti ada seri berikutnya ^_^

pyuriko mengatakan...

Kalo gitu,.. ditunggu serial utk Ayahnya,...

*kangen bunda*

penakayu mengatakan...

wah yang lagi kangen bunda ^_^
ok ntar ya tunggu aja edisi selanjutnya, sabar yah