Man Jadda Wajada
:yons achmad*
Wahai kesenangan dan kebahagiaan manakala datang
Dan wahai kesusahan dan kesedihan apabila hilang
Engkau bagai mentari nan dekat namun jauh
Wahai orang yang dekat namun jauh, kemarilah.
(Jallaludin Rumi)
Novel Negeri 5 Menara membetot saya untuk menyelami lagi teori “Man Jadda Wajada”.
Sebuah istilah Bahasa Arab yang artinya kurang lebih “Siapa yang bersunggung-sungguh akan berhasil”. Saya kira, engkau, saya, kita, akan setuju teori itu tanpa interupsi. Masalah selanjutnya adalah PRAKTEK PRAKTEK dan PRAKTEK. Yakin bahwa kebahagiaan akan kita peluk erat dan mekar pada waktunya.
Dan prakteknya memang beragam...
Sejenak berkisah, selama saya tumbang. Terkapar sekitar lima hari kemarin, saya manfaatkan untuk membaca buku sambil berbaring. Maklum untuk menulis, duduk di depan komputer, apalagi berlama-lama rasanya tak kuat. Satu-satunya, hiburan saya membaca buku. Saya baca kembali “Sang Pemimpi” Ardrea Hirata, “The Davinci Code”nya Dan Brown, “Quantum Ikhlas” Erbe Sentanu. Lalu “Sketsa Hidup Penulis Besar” karya Aulia Muhammad, “Mengintip Rahasia Sukses 17 Pengusaha Bermodal Tekad” Ariyanto MB dan beberapa majalah bisnis.
Saya merenung. Lama sekaliii. Terutama dalam soal karir dan bisnis. Saya menghubungkannya dengan konsep Man Jadda Wajada itu.
Lalu saya melontarkan sebuah pertanyaan dalam situs jejaring Twitter : Biasanya di umur berapa ya seseorang itu sukses berbisnis/berkarir?. Ada yang jawab “Tergantung bisnisnya dan apa yang dijual”. Masih agak absurd juga jawaban ini.
Ada yang bilang, sebelum umur 30 kejar terus bisnis, pontang-pantang tak masalah. Tapi, kalau bisa di umur 30 itu usaha sudah agak stabil dan mapan. Boleh juga pendapat ini. Walau tentu lebih muda berhasil akan lebih baik. Tapi taruhlah, usia 30 itu sebagai deadline atas usaha maksimal yang telah dijalankan. Artinya, sebelum usia 30 proses pencarian bisnis yang cocok mungkin boleh berproses. Gonta-ganti profesi dsb. Nah, di usia 30 tetapkan pilihan.
Usia 30....
Was-was juga. Beberapa tahun kedepan saya mencapai umur itu.
Sudah setahun ini saya “berjualan ide” melayani klien. Prokspek bagus, hasil lumayan. Hanya secara hitung-hituangan peruntungan memang belum memuaskan. Saya berpikir, apakah saya dan tim kurang menerapkan konsep Man Jadda Wajada itu.
Aha. Akhirnya. Saya mencoba untuk menjadikan konsep ini semacam etos kerja, penyemangat dalam melayani klien, juga dalam berkarya. Man Jadda Wajada : SIAPA BERSUNGGUH-SUNGGUH AKAN BERHASIL.
Tuhan memang selalu baik. Memberikan saya sakit untuk beberapa hari menjadikan saya sejenak bisa membaca buku, merenung dan mengevaluasi bisnis. Semoga saja setelah ini saya benar-benar bisa menerapkan konsep Man Jadda Wajada ini. Sungguh-sungguh ya Sungguh-sungguh. YAKIN USAHA SAMPAI. []
*Praktisi media, tinggal di pinggir Jakarta
1 Response to "Man Jadda Wajada"
Like this!
Keep spirit..
Posting Komentar